Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengaku telah membahas usulan proposal perdamaian Amerika Serikat (AS) dengan rekan-rekan negara Eropa dan mencoba mencari langkah selanjutnya.
Sybiha melakukan panggilan telepon dengan menteri luar negeri sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Polandia, dan Finlandia. Ia juga berdiskusi dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas, serta perwakilan dari Italia dan Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membahas secara rinci unsur-unsur proposal perdamaian yang diajukan oleh Amerika Serikat dan kerja sama kami untuk membuka jalan menuju perdamaian yang adil," ujar Sybiha, melansir AFP.
Sybiha juga menekankan pentingnya tekanan transatlantik yang berkelanjutan untuk memaksa Rusia mengakhiri perang.
Ia juga mengucapkan terima kasih terhadap mitra Ukraina atas kesediaannya untuk meningkatkan dukungan ke negaranya.
Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper mengatakan bahwa pembicaraan tersebut telah menegaskan kembali dukungan untuk perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina.
"Kita harus mengamankan gencatan senjata penuh dan ruang untuk negosiasi yang bermakna. Ukraina harus menentukan masa depannya," ujar dia.
"[Inggris] akan bekerja sama dengan Ukraina, AS, dan Uni Eropa untuk perdamaian," tambahnya.
Presiden AS Donald Trump memberikan Ukraina deadline pada 27 November untuk menerima proposal perdamaian yang diusulkan.
Hanya saja, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak rencana 28 poin yang diusulkan AS pada Jumat (21/11). Proposal itu dianggap memaksa Ukraina untuk menyerahkan tanah, memangkas militernya, dan berjanji tidak akan bergabung dengan NATO.