RI Siap Kirim Pasukan ke Gaza, Eks Wamenlu Wanti-wanti Potensi Konflik

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2025 16:35 WIB
Eks wakil menteri Luar Negeri sekaligus FPCI Dino Patti Djalal mewanti-wanti potensi risiko jika RI betul-betul mengirim pasukan ke Jalur Gaza, Palestina.
Personel TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks wakil menteri Luar Negeri sekaligus Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mewanti-wanti potensi risiko jika Indonesia betul-betul mengirim pasukan ke Jalur Gaza, Palestina.

Dino mengatakan Indonesia harus mempersiapkan dengan serius dan mempelajari secara rinci mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau dari saya itu masukannya dipelajari benar mandat dari PBB itu apa. Rules of engagement-nya seperti apa," kata Dino usai konferensi pers membahas acara Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) di Jakarta Selatan, Selasa (25/11).

"Yang paling penting kita menjaga pasukan kita untuk tidak berada di situasi dimana kita tertarik atau terseret dalam clash atau konflik di lapangan, yang potensinya memang masih tinggi sekali," imbuh dia.

Lebih lanjut, Dino mengatakan potensi konflik itu masih ada meski sudah ada gencatan senjata dan resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB.

Salah satu poin dalam resolusi itu berisi pembentukan Dewan Perdamaian (Board of Peace/BoP) sebagai pemerintahan transisi di Gaza yang akan dipimpin Presiden AS Donald Trump.

Melalui resolusi tersebut, BoP punya wewenang membentuk Pasukan Stabilisasi Internasional yang bisa dikerahkan di bawah komando badan itu. Negara yang siap mengirim pasukan juga akan berkonsultasi dengan Mesir dan Israel.

"Satu risiko besar, dan kita seharusnya tidak pernah memikirkan kemungkinan itu, adalah jika kita bentrok dengan Hamas. Karena itu bukan yang kita inginkan. Dan itu tidak akan menguntungkan TNI (Tentara Nasional Indonesia)," ujar dia.

Indonesia tentu tak ingin berkonflik dengan siapapun sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian. Namun, untuk bisa sampai ke sana perlu kesepakatan damai yang diterima semua pihak.

Dia lalu mencontohkan dalam sejarahnya ada pihak-pihak yang berkonflik di wilayah tertentu kembali terlibat bentrok meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata.

"Dan masih banyak perkembangan yang masih tidak bisa dikendalikan. Jadi, kalau terjadi itu, kita mengambil posisi seperti apa. Itu yang perlu kita skenario-kan dari awal. Skenario mapping," ungkap Dino.

Eks Wamenlu ini juga mengungkapkan Indonesia harus peka berbagai skenario dan menegaskan posisinya. Di luar itu, RI juga punya keunggulan dipercaya seluruh faksi-faksi di Palestina.

Indonesia berulang kali menegaskan siap mengirim pasukan perdamaian ke Jalur Gaza, Palestina.

TNI bahkan sudah menyiapkan beberapa nama calon komandan untuk pasukan perdamaian itu.

Namun, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Freddy Ardianzah mengatakan penetapan resmi komandan masih menunggu keputusan pemerintah dan mandat dari PBB.

Indonesia merupakan negara yang mendukung penuh perjuangan Palestina. Negara ini juga kerap mengecam pendudukan dan agresi Israel di Gaza.

Israel meluncurkan agresi pada Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil. Imbasnya, lebih dari 68.000 warga di Palestina tewas.

Pada Oktober lalu, Israel-Hamas sepakat gencatan senjata. Namun, pasukan Zionis masih terus melanggar gencatan.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER