Ini Respons Moskow soal Perundingan Damai Rusia-Ukraina Usulan Trump
Rusia menyatakan pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat guna mengakhiri perang dengan Ukraina bersifat "serius."
Namun, para pejabat Rusia menegaskan tercapainya kesepakatan masih lama dan Moskow tidak akan memberi konsesi besar kepada Kyiv.
Juru bicara Rusia Kremlin Dmitry Peskov mengatakan melalui komentar yang disiarkan pada Rabu (26/11), negosiasi masih berjalan dengan proses serius.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ada kemajuan dan Moskow membuat konsesi meski perang, yang belakangan memperlihatkan pasukan Rusia hanya bergerak "ke satu arah."
Meski menghargai upaya AS, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada wartawan pada Rabu (26/11), "tidak ada ruang untuk konsesi atau perubahan sikap kami ke poin-poin utama."
Sementara, peneliti senior di Pusat Keamanan Amerika Baru, Jim Townsend, mengatakan kepada Al Jazeera Rusia mungkin menilai Trump tidak sabar dan kurang fokus, sehingga akan pakai taktik memperlambat proses untuk menghindari konsesi.
"Situasi ini bisa menjadi kekacauan. Rusia tidak merasakan tekanan apa pun. Mereka percaya dapat menang bila terus bertahan cukup lama," ujar Townsend, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Trump mengusulkan rencana 28 poin yang pekan lalu bocor dan akan mengirim negosiator utama Steve Witkoff ke Moskow dalam waktu dekat.
Namun Ukraina dan sekutu-sekutu Eropa menyatakan kekhawatiran usulan AS itu mendukung beberapa tuntutan Rusia, seperti Ukraina menyerahkan wilayah tambahan, memangkas kekuatan militer, dan tidak mengizinkan bergabung dengan NATO.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Selasa (25/11) ia bersedia melanjutkan kerangka yang didukung AS untuk mengakhiri perang dan membicarakan poin-poin yang masih diperdebatkan dengan Trump.
Saat berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan mengakhiri perang Ukraina "bukan hal sederhana" dan ia menegaskan, "Kami semakin mendekati kesepakatan."
"Saya sempat mengira itu akan menjadi [kesepakatan] yang mudah, tapi kami sedang mencapai kemajuan," ujar Trump.
Pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan pada Rabu (26/11) tidak ada tanda sama sekali Rusia siap melakukan gencatan senjata di Ukraina.
Ia menilai sanksi tambahan ke Moskow dibutuhkan bersamaan dengan peningkatan dukungan untuk Kyiv.
Ia juga menekankan setiap kesepakatan damai harus mencakup konsesi nyata dari Rusia.
"Inti setiap kesepakatan harus mengenai apa yang dilakukan Rusia," ujarnya, dan Eropa harus menjamin Moskow "tidak akan menyerang lagi."
Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan meski Eropa berharap perang cepat selesai, "kesepakatan negosiasi oleh kekuatan besar tanpa persetujuan Ukraina dan Eropa tidak akan menghasilkan perdamaian tahan lama."
"Eropa bukan objek permainan, tapi aktor berjuang kepada kepentingan dan nilai-nilai," kata Merz kepada para anggota parlemen di Berlin.
(rnp/bac)