Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Disidang atas Kasus Suap Ibu Negara

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 08:33 WIB
Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Han Hak Ja hadiri sidang perdana kasus suap Ibu Negara Kim Keon Hee pada Senin (1/12).
Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Han Hak Ja hadiri sidang kasus suap pada Senin (1/12). Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengadilan Korea Selatan menggelar sidang perdana terhadap pemimpin Gereja Unifikasi Korea Selatan Han Hak Ja, yang dituduh menyuap Ibu Negara Kim Keon Hee dengan tas mewah dan perhiasan mahal.

Pada Senin (1/12), Han disidang dengan tuduhan menyuap Kim dengan dua buah tas Chanel, kalung berlian, dan ginseng liar, sebagai imbalan atas bantuan bisnis dan politik.

Hadir menggunakan kursi roda, wanita berusia 82 tahun itu membantah tuduhan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kim Keon Hee sendiri sebelumnya mengakui bahwa dia menerima tas tersebut sebagai hadiah dari gereja, melalui seorang broker. Namun dia mengeklaim tidak ada imbalan apa pun.

Han Hak Ja juga dituduh menyuap orang kepercayaan eks Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, dan membantu Yoon memenangkan pilpres pada 2022 lalu, dengan memobilisasi anggota gereja sebagai imbalan atas dukungan Yoon terhadap proyek gereja.

Jaksa berpendapat, Han menyalahgunakan sumbangan anggota gereja.

"Terdakwa Han Hak Ja adalah pemegang kekuasaan absolut Gereja Unifikasi. Tidak ada satu sen pun dana ilegal atau lobi politik yang bisa dilakukan tanpa persetujuannya," kata salah satu jaksa di pengadilan.

"Melalui kolusi antara politik dan pemerintah, yang dilarang oleh Konstitusi, sumbangan diubah menjadi alat untuk membeli kekuasaan," imbuh jaksa, dilansir Reuters.

Salah satu pengacara Han, Kwon Oh Seok, mengeklaim seorang pejabat gereja telah bertindak sendiri karena "ambisi politik", tanpa sepengetahuan Han.

Dalam sidang, sambil duduk tenang dan memejamkan mata selama persidangan, Han menegaskan dia tidak tertarik dengan politik.

"Saya tidak tertarik dengan politik negara ini. Setiap politisi, tokoh agama, dan akademisi mengenal saya sebagai ibu perdamaian," ujar Han.

Han dibebaskan dari tahanan bulan lalu karena alasan medis, namun kini telah kembali dipenjara.

Kritikus di Korsel menyebut gereja itu sebagai aliran sesat dan berbahaya, serta mempertanyakan sumber keuangan serta bagaimana gereja itu mengindoktrinasi para pengikutnya.

Kasus ini sendiri merupakan bagian dari serangkaian investigasi oleh jaksa khusus terhadap Yoon Suk Yeol dan Kim Keon Hee, setelah perintah darurat militer Yoon yang dikeluarkan pada Desember 2024 lalu.

(dna/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER