Presiden Israel Isaac Herzog menghadapi tiga skenario rumit terkait permintaan pengampunan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kasus korupsi.
Netanyahu mengajukan permintaan resmi untuk dibebaskan dari dakwaan korupsi yang ia sangkal, dan langsung menimbulkan perdebatan di dalam negeri.
Permintaan Netanyahu datang di waktu sensitif, ketika Israel memasuki tahun pemilu yang dijadwalkan Oktober tahun depan, kecuali dipercepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak sidang dimulai pada 2020, Netanyahu menolak mengakui kesalahan, padahal aturan Israel mensyaratkan pengakuan bersalah sebelum presiden bisa memberi pengampunan, dikutip dari Anadolu Agency.
Setiap keputusan apa pun yang akan diambil oleh Herzog bisa menyenangkan sejumlah pihak di Israel, tapi juga bisa memicu reaksi keras dari salah satu kubu politik di Israel.
Skenario pertama adalah Herzog menolak permintaan itu, karena oposisi Netanyahu menuntut pengakuan bersalah dan mundur dari politik sebelum pengampunan diberikan.
"Penolakan akan menyenangkan oposisi namun menimbulkan kemarahan di kubu Likud dan partai pendukung yang bisa membuat situasi buruk dalam negeri," ujar seorang analis dan reporter terkemuka untuk Israel Hayom, Bini Ashkenazi, seperti dikutip Anadolu Agency.
Skenario kedua, jika permintaan itu disetujui, sekutu Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan senang, tetapi oposisi akan sangat marah.
Karena, pada 12 November secara resmi mengirimkan surat kepada Herzog yang mendesaknya untuk memberikan pengampunan kepada Netanyahu.
"Jika Herzog menyetujui permintaan itu, akan memicu demonstrasi besar, seperti ketika reformasi peradilan memicu protes massal pada 2023," ujarnya.
Skenario ketiga adalah kesepakatan kompromi berupa pengampunan bersyarat, menurut analis Israel Hayom Elianore Kaufman.
"Herzog diperkirakan akan mencoba merumuskan jalan tengah demi mengurangi ketegangan dan menenangkan keadaan," ujar Kaufman.
"Herzog dapat memberi pengampunan bersyarat, seperti wajib Netanyahu untuk pensiun dari kehidupan politik, mendukung penyelidikan atas tragedi 7 Oktober 2023, atau mencabut reformasi hukum dan media," tambah dia.
Netanyahu sedang diselidiki dalam tiga kasus korupsi, 1000, 2000, dan 4000, yang mencakup dugaan penerimaan hadiah mewah, kesepakatan untuk liputan positif, hingga pemberian keuntungan regulasi kepada pihak tertentu.
Ia juga dituduh melakukan kejahatan perang, dengan ICC mengeluarkan surat penangkapan terkait operasi di Gaza yang menewaskan sekitar 70.000 orang sejak Oktober 2023.
(rnp/bac)