Australia Sebut Militer China Sering Pamer Kekuatan ke Kawasan Pasifik
Australia membeberkan militer China kini lebih sering pamer memperluas jangkauan kekuatan militer ke wilayah Pasifik.
Hal itu muncul sebagai tantangan utama bagi Australia dalam mempertahankan pengaruh di kawasan itu.
"China terus menegaskan pengaruh strategis lewat jalur ekonomi dan keamanan, serta semakin sering menunjukkan kekuatan militer di wilayah itu," ujar Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong dalam pidato di Canberra pada Selasa (2/12), seperti dikutip Reuters.
Wong menyebut langkah China terjadi "tanpa keterbukaan yang diharapkan", sementara keamanan dan kesejahteraan negara-negara Pasifik Selatan bergantung pada kerja sama bersama.
"Ini cara kami untuk memastikan kami memiliki pilihan jika tekanan diberikan kepada kami. Pacific Islands Forum menunjukkan regionalisme: memberi kekuatan bagi negara-negara kecil dan menengah menghadapi ketimpangan kekuatan," ujarnya.
Sebelumnya, Australia pernah terkena pembatasan perdagangan senilai A$20 miliar (sekitar Rp218 triliun) akibat perselisihan politik dengan China pada 2020-2023.
Kondisi ini mengingatkan negara-negara Pasifik soal risiko tekanan ekonomi saat memperluas kerja sama dengan Beijing.
Saat Australia berupaya mempererat hubungan ekonomi dan keamanan dengan negara-negara tetangga, Wong mengatakan peningkatan keterlibatan mitra luar di Pasifik membawa dampak tersendiri.
Situasi itu membuat Australia harus bersaing memperebutkan pengaruh setiap hari.
"Australia tidak bisa lagi menjadi satu-satunya mitra utama bagi wilayah Pasifik karena situasinya sudah berubah," ujarnya.
Saat ini sebelas negara Pasifik memiliki hubungan diplomatik dengan China, termasuk Tonga, yang memiliki utang besar kepada bank milik negara China, sementara tiga negara lain menjalin hubungan dengan Taiwan.
Di tengah ketidakpastian bantuan pembangunan global, Australia tetap menjadi mitra stabil dengan komitmen bantuan A$2,2 miliar (sekitar Rp24 triliun) untuk wilayah Pasifik agar memenuhi kebutuhan penting di masa sulit.
Australia juga memberikan A$1,3 miliar (sekitar Rp1,3 triliun) untuk pendanaan iklim di negara-negara Pasifik.
Sementara itu, Duta Besar China Xiao Qian mengatakan tahun lalu, tujuan keamanan Beijing di Pasifik "bukan strategi militer" dan tidak perlu menjadi ancaman bagi Australia.
(rnp/bac)