Putin Ultimatum Perang Eropa, NATO Siap Beli Senjata AS Lawan Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2025 20:45 WIB
Sejumlah negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersumpah akan membeli senjata Amerika Serikat bernilai jutaan dolar untuk membantu Ukraina melawan Rusia
Sejumlah negara anggota NATO bersumpah akan membeli senjata AS bernilai jutaan dolar untuk membantu Ukraina melawan Rusia. (Foto: REUTERS/Jeenah Moon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersumpah akan membeli senjata Amerika Serikat bernilai jutaan dolar untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Para menteri luar negeri dari negara anggota NATO berkumpul di Brussels untuk membahas upaya Washington bernegosiasi dengan Moskow baru-baru ini demi mengakhiri pertempuran Rusia-Ukraina, namun mandek. Ini juga keluar setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengultimatum Eropa bahwa Rusia siap berperang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perundingan damai sedang berlangsung, itu bagus, tetapi di saat yang sama, kita harus memastikan bahwa selama perundingan berlangsung, dan kita tak yakin kapan akan berakhir, Ukraina berada dalam posisi sekuat mungkin untuk melanjutkan pertempuran," kata Sekjen NATO Mark Rutte seperti dikutip AFP.

Sebagai bagian dari langkah itu, Jerman, Polandia, Norwegia, Belanda, dan Kanada menyatakan akan bersama-sama berkomitmen sekitar satu miliar dolar lagi untuk skema pembelian senjata Amerika untuk Ukraina.

"Ukraina harus tetap kuat, dan kami, sekutu dalam aliansi militer terbesar dan tersukses dalam sejarah, harus tetap teguh dan berkomitmen," ujar Menlu Norwegia Espen Barth Eide.

Sejumlah menlu negara NATO juga mengeluhkan Presiden Rusia Vladimir Putin tak tak siap dan membuat konsesi apapun terkait perdamaian.

Menlu Inggris Yvette Cooper mengatakan Putin harus mengakhiri kegaduhan, pertumpahan darah, dan siap berunding untuk mendukung perdamaian yang adil dan abadi bagi Ukraina.

Sementara itu, Menlu Finlandia Elina Valtonen mengatakan seharusnya ancaman Putin tak mempengaruhi upaya damai untuk membuat NATO tegang.

"Kami punya kemampuan yang sangat kuat sebagai NATO, sebagai Eropa, dan kami terus meningkatkannya setiap hari," ucap Valtonen.

Dalam hal mengupayakan penghentian perang, NATO cukup tertinggal dibanding Amerika Serikat. Kesan ini, kian kuat usai Menlu AS Marco Rubio tak hadir dalam pertemuan mereka di Brussel.

Rusia dan Ukraina berperang sejak Februari 2022. Komunitas internasional ramai-ramai mendesak gencatan senjata permanen dan beberapa mengajukan proposal damai.

Namun, tak ada satupun proposal yang diterima kedua pihak. Saat ini, AS, berupaya menjadi mediator Rusia-Ukraina tetapi negosiasi kerap berakhir buntu.

Pada forum investasi di Moskow pada Selasa (2/12), Putin pun mewanti-wanti Eropa dengan mendeklarasikan bahwa Rusia "siap" berperang dengan blok tersebut jika konfrontasi militer pecah.

Meski menegaskan dirinya tidak berniat perang, namun tetap siaga "jika Rusia tiba-tiba ingin berperang dengan kami dan memulainya."

"Kami selalu siap," ucap Putin seperti dikutip Time.

(rds/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER