Dua negara anggota Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) ini akan membentuk armada angkatan laut gabungan yang dirancang khusus untuk memburu kapal selam diduga mata-mata Rusia di Atlantik Utara.
Rencana pasukan gabungan itu tertuang dalam pakta pertahanan yang disebut Perjanjian Lunna House yang diteken hari ini, Kamis (4/12) antara kedua negara tersebut. Pakta ini salah satunya bertujuan meredam ancaman keamanan dari Rusia di perairan Atlantik Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, Rusia terus mengembangkan dan memperluas pengaruh militer intelijennya di kawasan tersebut.
Kedua negara NATO yang mau membangun angkatan laut gabungan ini yakni Inggris dan Norwegia.
"Banyaknya kapal Rusia yang terdeteksi di perairan kita, kita harus bekerja sama dengan mitra internasional untuk melindungi keamanan nasional kita," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam rilis resmi pemerintah Inggris.
Starmer menyebut perjanjian itu bersejarah dan bisa memperkuat kemampuan kedua negara melindungi perbatasan dan infrastruktur penting yang jadi andalan.
"Melalui kerja sama angkatan laut gabungan di Atlantik Utara, kami meningkatkan keamanan, mendukung ribuan pekerjaan di Inggris, dan memamerkan pembuatan kapal kelas dunia milik Inggris di panggung global," lanjut dia.
Perjanjian Lunna House turut ditandatangani Menteri Pertahanan Inggris John Healey dan Menhan Norwegia Tore O Sandvik pada hari ini.
Melalui Perjanjian Lunna House ini, kedua negara akan berpatroli di Atlantik Utara sebagai satu kesatuan, berlatih bersama di Arktik, dan mengembangkan peralatan canggih yang akan menjaga keamanan warga.
Lewat kesepakatan itu pula, Inggris akan bergabung dengan program Norwegia mengembangkan kapal induk untuk perburuan ranjau tak berawak serta sistem peperangan bawah laut, demikian dikutip The Independen.
Korps Marinir Inggris juga akan dilatih untuk bertempur dalam kondisi di bawah nol derajat di Norwegia.
Selain itu, kedua negara juga akan memperdalam kolaborasi mereka dalam penggunaan torpedo ikan pari buatan Inggris, melaksanakan permainan perang gabungan, dan memimpin adopsi sistem otonom NATO di High North.
Inggris juga akan mengadopsi rudal serang Norwegia yang bisa menghancurkan kapal musuh dalam jarak lebih dari 100 mil.
"Inti perjanjian ini adalah armada gabungan baru fregat anti kapal selam Tipe 26, delapan milik Inggris dan setidaknya lima punya Norwegia," demikian pernyataan resmi Inggris.
Pernyataan itu berlanjut, "Perjanjian ini menyusul peningkatan 30 persen jumlah kapal Rusia yang mengancam perairan Inggris dalam dua tahun terakhir."
Inggris dan sekutu NATO-nya kian khawatir aktivitas Rusia yang dianggap mengancam keamanan Eropa.
Mereka juga cemas soal risiko yang ditimbulkan Rusia terkait kabel dan jaringan pipa bawah laut. Serangan terhadap infrastruktur bawah laut bisa menyebabkan gangguan besar terhadap sistem keuangan dan komunikasi warga Inggris.
(isa/rds)