Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diam-diam menyusun rencana apabila Presiden Venezuela Nicolas Maduro berhasil dilengserkan.
Sejumlah sumber di pemerintahan mengatakan kepada CNN bahwa AS saat ini sedang menggodok skema yang mencakup tindakan Washington untuk mengisi kekosongan kekuasan dan menstabilkan Venezuela jika Maduro secara sukarela turun maupun dipaksa turun.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Jepang Siaga Megaquake M 8 sampai Negara NATO Ini Umumkan Darurat |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana ini disusun seiring dengan tindakan AS menyerang kapal-kapal di Karibia yang diklaim sebagai operasi antinarkoba.
Para pejabat telah terang-terangan mengatakan bahwa operasi antinarkoba itu ditujukan bukan cuma untuk menghentikan aliran narkoba ke AS, tetapi juga untuk memaksa Maduro turun dari jabatan.
Menurut laporan CNN, Trump sejauh ini belum membuat keputusan soal rencana ini. Di samping itu, ada beberapa faksi di pemerintahan yang punya pandangan berseberangan soal potensi tindakan militer maupun misi rahasia AS untuk menggulingkan rezim Maduro.
Akhir November lalu, Trump sempat bicara melalui telepon dengan Maduro, beberapa hari sebelum AS menetapkan Maduro dan sekutunya sebagai anggota organisasi teroris asing.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan meski pembicaraan itu tidak semuanya negatif, Trump sempat mengultimatum Maduro untuk melepaskan jabatannya dan bahwa ia berniat untuk terus "meledakkan" kapal-kapal di Karibia.
Dalam wawancara dengan Politico, Trump tak mau bicara tentang niatnya menggulingkan Maduro. Namun, ia mengatakan waktu yang dimiliki Maduro tinggal sebentar lagi.
"Tugas pemerintah federal adalah selalu mempersiapkan rencana A, B, dan C," kata seorang pejabat senior pemerintahan.
"Merupakan tanggung jawab pemerintah AS untuk mempersiapkan segala skenario di seluruh dunia, yang mungkin terjadi atau tidak," kata sumber lain yang mengetahui rencana tersebut.
Di Venezuela sendiri, tokoh oposisi yakni María Corina Machado dan Edmundo González juga sudah lama menyusun rencana darurat jika Maduro turun dari jabatan. Rencana tersebut bahkan sudah dibagikan ke berbagai pihak di pemerintahan Trump.
Pemerintahan Trump memang dekat dengan Machado dan Gonzales. Saat pemilu Venezuela tahun lalu, AS menyatakan Gonzales merupakan "presiden sah" karena ia memenangkan suara terbanyak.
Sementara itu, Machado secara terbuka sering memuji Trump dan mengatakan bahwa Venezuela berniat bekerja sama erat dengan AS.
Menurut sejumlah pejabat, selama musim panas, terdapat pembicaraan informal di dalam pemerintahan AS bahwa Machado dan Gonzales seharusnya bisa memimpin Venezuela jika saja Maduro tidak ikut campur.
Para ahli sementara itu menyambut baik rencana persiapan pasca runtuhnya rezim Maduro. Namun, mereka mewanti-wanti kerawanan yang akan terjadi mengingat lamanya Maduro memimpin negara itu.
"Ini pertanda baik. Jika mereka berniat mengubah rezim, yang tampaknya memang mereka inginkan, mereka perlu punya alternatif kuat sejak awal," kata Mark Cancian, penasihat senior di departemen pertahanan dan keamanan Pusat Studi Strategis dan Internasional.
(blq/rds)