Militer Thailand mengatakan sedang mempertimbangkan menghentikan ekspor bahan bakar ke Kamboja imbas pertempuran kedua negara meluas ke daerah pesisir di wilayah perbatasan yang disengketakan. Perseteruan ini terjadi dua hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kedua pihak telah menyetujui gencatan senjata baru.
Kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini telah beberapa kali berperang sejak seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan pada Mei. Insiden ini kembali menyulut konflik yang telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan militer Thailand telah membahas pemblokiran ekspor bahan bakar ke Kamboja, termasuk meminta angkatan laut mewaspadai kapal-kapal yang membawa pasokan strategis dan menetapkan zona maritim di dekat pelabuhan Kamboja sebagai "berisiko tinggi".
"Saat ini belum ada perintah mengenai langkah-langkah ini," kata Kapten Nara Khunkothom, asisten juru bicara Angkatan Laut Kerajaan Thailand, diberitakan Reuters, Minggu (14/12).
Dia menambahkan masalah ini akan dibahas dalam pertemuan keamanan pada Senin.
Kementerian energi Thailand mengatakan pada Jumat bahwa Thailand telah menghentikan ekspor minyak ke Kamboja sejak Juni. Menurut data Kementerian Energi, Thailand tahun lalu mengekspor 2,2 miliar liter bahan bakar ke Kamboja.
Saling serang
Kamboja menuduh Thailand menyerang infrastruktur sipil, termasuk penggunaan jet tempur dan penembakan di daerah sipil. Thailand mengatakan hanya menargetkan sasaran militer.
Thailand mengumumkan jam malam di provinsi Trat bagian tenggara pada Minggu karena pertempuran terus berlanjut di sepanjang perbatasan kedua negara sepanjang 817 km.
Seorang tentara dan seorang warga sipil tewas akibat roket BM-21 yang ditembakkan Kamboja pada Minggu, kata pihak berwenang Thailand.
Setidaknya 16 tentara dan 10 warga sipil telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak bentrokan terbaru yang dimulai pada Senin dengan 258.626 warga sipil mengungsi, menurut pihak berwenang Thailand.
Kamboja tidak melaporkan adanya kematian atau luka-luka baru pada Minggu. Menurut Kementerian Dalam Negeri Kamboja, setidaknya 11 orang tewas, 74 luka-luka dan 394.706 orang mengungsi sejak Senin.
Pasukan Thailand mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menghancurkan sebuah jembatan yang digunakan Kamboja untuk mengirimkan senjata berat dan peralatan lainnya ke wilayah tersebut dan melancarkan operasi yang menargetkan artileri di provinsi pesisir Koh Kong, Kamboja.
"Secara keseluruhan, telah terjadi bentrokan terus-menerus" sejak Kamboja kembali menegaskan keterbukaannya terhadap gencatan senjata pada Sabtu, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, dalam konferensi pers di Bangkok pada Minggu.
(fea)