Pemerintah Indonesia mengutuk keras penembakan massal yang terjadi dalam perayaan Yahudi Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12).
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) menyampaikan kecaman tersebut dalam rilis resmi pada hari ini, Senin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah Republik Indonesia mengutuk keras aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember 2025, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka," demikian rilis Kemlu RI.
Dalam rilis Kemlu, pemerintah Indonesia juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban, serta turut mendoakan korban yang mengalami luka-luka.
"Indonesia menyampaikan rasa solidaritas kepada Pemerintah dan rakyat Australia di masa yang sulit ini," lanjut mereka.
Penembakan brutal itu terjadi dalam perayaan Yahudi Hanukkah di Pantai Bondi. Dua laki-laki bersenjata tetiba meluncurkan tembakan ke arah kerumunan.
Belakangan, pihak berwenang mengidentifikasi dua pelaku itu sebagai ayah-anak yakni Sajid Akram dan Naveed Akram.
Menurut saksi mata tembakan berlangsung selama 10 menit. Dalam video yang beredar, warga tampak panik dan berlarian usai mendengar tembakan.
Imbas insiden tersebut 15 orang meninggal termasuk Sajid Akram dan puluhan orang mengalami luka-luka.
Penembakan ini juga memicu perhatian dan kecaman dari komunitas global. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bahkan menyebut aksi itu sebagai terorisme dan antisemit.
Senada, Agen Intelijen Domestik Australia (ASIO) pernah menyelidiki salah satu pelaku penembakan Naveed Akram, dan menduga punya hubungan kuat dengan sel teroris kelompok ISIS cabang Sydney.
(isa/bac)