Kepala badan intelijen Israel, Mossad, David Barnea mengaku khawatir Iran bisa memulai kembali program senjata nuklir pada Selasa (16/12), meksi pernah dibombardir fasilitas atom Teheran selama perang 12 hari.
Barnea mengingatkan Tel Aviv untuk memastikan Iran tak lagi bisa membuat senjata nuklir di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gagasan untuk terus mengembangkan bom nuklir masih terpendam di hati mereka. Kita memikul tanggung jawab untuk pastikan proyek nuklir, yang rusak parah, dalam kerja sama erat dengan Amerika, tidak akan diaktifkan," ujar Barnea, pada upacara penghargaan untuk agen Mossad di Yerusalem, seperti dikutip English Alarabiya.
Kepala intelijen yang akan mengakhiri masa jabatan pada Juni 2026, memuji serangan pembuka Israel yang mengejutkan dalam perang itu.
Menurutnya, serangan itu mengungkapkan banyak informasi intelijen yang dikumpulkan oleh mata-mata Israel tentang Iran.
"Rezim para ayatollah terbangun, dalam sekejap, dan menyadari Iran terekspos sepenuhnya dan ditembus," ujar Barnea.
"Iran percaya mereka menipu dunia sekali lagi dan menerapkan kesepakatan nuklir buruk lain. Kami tidak akan membiarkan kesepakatan buruk terwujud," tambah Barnea yang menyatakan keraguan ke solusi diplomatik apapun dengan Teheran.
Negara-negara Barat telah lama menuduh Iran berupaya memperoleh senjata nuklir dan berusaha mencegahnya, sementara Teheran selalu membantah tuduhan itu.
Pada masa jabatan pertama, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan penting yang membatasi perbanyak bahan nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi.
Israel menentang kesepakatan yang ditandatangani pada 2015 itu.
Iran dan AS memulai negosiasi untuk perjanjian baru pada April, dimediasi oleh Oman, tetapi pembicaraan itu terhenti secara tiba-tiba.
Hal itu terjadi karena serangan mendadak Israel ke Iran pada 13 Juni, yang memicu konflik selama 12 hari.
AS kemudian ikut serta dengan melakukan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran.
Trump kembali menegaskan serangan negaranya menghancurkan program nuklir Iran, tetapi skala kerusakan masih belum diketahui.
Pentagon menyatakan serangan itu menunda program nuklir Iran antara satu hingga dua tahun, bertentangan dengan laporan intelijen AS yang dirahasiakan.
Menurut media Amerika, mereka menemukan penundaan itu hanya beberapa bulan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebelumnya telah menolak klaim Trump program nuklir Iran dihancurkan, dan menyuruh untuk "terus bermimpi."
(rnp/bac)