Inggris Minta Putra-Putri Bangsa Siap Perang Hadapi Ancaman Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2025 21:26 WIB
Panglima militer Inggris menyerukan putra putri Inggris siaga berperang di tengah ancaman Rusia yang terus meningkat.
Panglima militer Inggris menyerukan putra putri Inggris siaga berperang di tengah ancaman Rusia yang terus meningkat. (Foto: Wikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Panglima militer Inggris atau Chief of Defence Staff, Richard Knighton, menyerukan putra putri Inggris siaga berperang di tengah ancaman Rusia yang terus meningkat.

Berbicara di Royal United Services Institute (RUSI) pada Senin (15/12), Knighton menuturkan "angkatan bersenjata Inggris harus selalu siap untuk bertempur dan menang."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kesiapsiagaan perang menjadi prioritas utama militer Inggris saat ini.

"Putra dan putri. Rekan kerja. Para veteran. ...semuanya akan memiliki peran. Untuk membangun. Untuk mengabdi. Dan jika perlu, untuk bertempur. Dan semakin banyak keluarga akan memahami arti pengorbanan bagi negara kita," ujar Knighton seperti dikutip The Independent.

Dalam kesempatan itu, Knighton menuduh Rusia ingin "menantang, membatasi, memecah belah, dan menghancurkan NATO."

Saat membahas ancaman yang dihadapi Inggris, Knighton menuturkan situasi dan ancaman keamanan yang dihadapi Inggris "lebih berbahaya daripada yang pernah saya alami selama karier saya dan respons yang dibutuhkan lebih dari sekadar memperkuat angkatan bersenjata kita."

Ia menyerukan kepada "orang-orang yang bukan tentara, pelaut, atau penerbang tetap menginvestasikan keterampilan dan uang mereka" untuk membangun ketahanan nasional.

"Itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk menjelaskan ancaman yang terus berubah dan perlunya untuk selalu selangkah lebih maju."

Hal ini terjadi ketika kepala M16 yang baru, Blaise Metreweli, memperingatkan Inggris sudah berada di garis depan melawan Rusia.

Ancaman Rusia memang terus meningkat menyusul perundingan damai antara Moskow dan Ukraina terus mandek demi mengakhiri invasi yang telah berlangsung sejak 2022 lalu.

Rusia bahkan masih terus melancarkan serangan ke Ukraina hingga memprovokasi negara-negara tetangganya.

(rnp/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER