Serangan Drone di Pasar Sudan, 10 Orang Tewas

CNN Indonesia
Minggu, 21 Des 2025 21:29 WIB
Ilustrasi. Serangan drone di pasar ramai di Darfur Utara, Sudan, menewaskan 10 orang. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya konflik bersenjata di negara tersebut. (Foto: Istockphoto/ DKosig)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan drone yang menargetkan sebuah pasar ramai pengunjung di Negara Bagian Darfur Utara, Sudan, pada akhir pekan ini. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.

Dewan Ruang Darurat Darfur Utara menyatakan serangan drone tersebut menghantam Pasar Al-Harra di Kota Malha pada Sabtu. Kota itu berada di wilayah yang dikuasai kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Menurut dewan tersebut, serangan memicu kebakaran di sejumlah toko dan menyebabkan kerusakan material yang luas. Namun, mereka tidak mengungkap pihak yang melancarkan serangan.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari militer Sudan maupun RSF terkait insiden tersebut.
Serangan di Darfur Utara terjadi di tengah meningkatnya pertempuran di wilayah lain Sudan.

Serangan tersebut terjadi saat pertempuran semakin memanas di wilayah lain di negara tersebut. Hal menyebabkan pekerja bantuan dievakuasi pada Minggu dari Kadugli, sebuah kota yang terkepung dan dilanda kelaparan di bagian selatan.

Di Negara Bagian Kordofan Selatan, situasi keamanan memburuk di Kota Kadugli, ibu kota negara bagian tersebut.

Seorang sumber dari organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Kadugli mengatakan seluruh pekerja bantuan telah dievakuasi pada Minggu akibat kondisi keamanan yang memburuk.

Evakuasi itu dilakukan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan memindahkan pusat logistiknya dari kota tersebut.

Kadugli dan Kota Dilling di sekitarnya telah dikepung pasukan paramiliter sejak konflik pecah pada April 2023. Pekan lalu, serangan drone di Kadugli dilaporkan menewaskan delapan orang saat mereka mencoba melarikan diri dari kota yang dikuasai militer.

Sejak April 2023, konflik bersenjata antara militer Sudan dan RSF telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa hampir 12 juta warga mengungsi, serta memicu krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia.

Bulan lalu, PBB menyatakan kondisi kelaparan di Kadugli. Gangguan komunikasi di wilayah tersebut memperburuk situasi, sementara warga dilaporkan terpaksa mencari makanan di hutan sekitar.

Konflik ini membuat Sudan terbelah. Militer menguasai wilayah utara, timur, dan tengah, sementara RSF mengendalikan seluruh ibu kota negara bagian di Darfur serta sebagian wilayah selatan bersama sekutunya.

(dmi/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK