Kisah Biara Santo Hilarion dari Gaza yang Diratakan Israel

imf | CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2025 04:30 WIB
Biara Santo Hilarion yang terletak di daerah bernama Tell Umm Amer di desa Nuseirat, Gaza, Palestina, hanya tersisa fondasinya saja.
Biara Santo Hilarion di Gaza. (Eyad BABA / AFP)

Santo Hilarion adalah sang pertapa dari Gaza. Tradisi gereja ortodok menyebutnya Hilarion Agung. Britannica menulis, sebagian besar pengetahuan tentang Hilarion berasal dari kisah hidupnya yang semi-legendaris dan dihiasi secara retoris, yang ditulis sekitar tahun 391 oleh seorang sarjana Alkitab Latin Santo Hieronimus. Ia menggunakan materi dari Uskup Epifanius dari Constantia (sekarang Siprus), seorang teolog-kronikus berpengaruh abad ke-4.

Namun dalam catatan Britannica, sebagian sejarah hidup Hilarion dilebih-lebihkan untuk memuliakan monastisisme Palestina. Oleh karena itu, meskipun memiliki inti sejarah, seringkali sulit untuk menentukan fakta-faktanya.

Hilarion lahir pada tahun 291 di Desa Thabata, Gaza, dan bukan dari keluarga Kristen. Bahkan disebutkan saat remaja dia bukan seorang yang percaya Tuhan. Namun saat memutuskan pergi ke Mesir untuk sekolah, disana ia belajar iman Kristiani dan diusia 15 tahun, pada pada seorang rahib Antonius. Dia pun dibaptis. Pertobatannya membawanya untuk semakin akrab dengan Tuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah perkenalannya dengan Antonius itulah Hilarion pun memutuskan untuk menjadi seorang pertapa di sebuah gurun sunyi. Mulanya dia hanya membuat gubuk sederhana di sana hingga akhirnya menjadi bangunan permanen setelah banyak didatangi para peziarah.

Hilarion kembali ke Gaza pada usia 15 di tahun 306 Masehi. Ia menjalankan aturan pertapaan yang ketat berupa puasa dan melantunkan doa-doa mazmur Perjanjian Lama, dan, seperti para pertapa Mesir, ia menganyam keranjang dari alang-alang untuk mencari nafkah, hanya memiliki pakaian biarawan, yang ia wariskan kepada seorang rekannya setelah kematiannya.

Catatan menyebutkan dia sangat pandai dalam menyembuhkan orang sakit dan kerasukan setan. Kisah mujizat-mujizatnya semakin tersebar yang mengundang orang-orang untuk mendatanginya.

Mujizat-mujizatnya yang terkenal antara lain, menyembuhkan seorang wanita dari Suriah yang telah mandul selama 15 tahun, menyembuhkan 3 orang anak dari sakit parah, menyembuhkan kusir yang lumpuh dan mengusir setan.

Setelah mendirikan biara di Gaza, pada usia ke 65 tahun, Hilarion kembali berkelana mencari kedamaian dan ketenangan. Ia bermigrasi ke pusat biara di Thebes, Mesir, kemudian melalui Afrika Utara dan Sisilia, dan akhirnya menetap di Siprus.

Di Siprus pula dia bertemu dengan muridnya yang di kemudian hari menjadi Uskup Siprus, yaitu Epifanius. Seperti sang guru, Efipanus dibaptis dan menjadi murid Santo Hilarion lalu setelah memasuki biara, ia menjalani kehidupan monastik dan ia menyibukkan diri dengan menyalin buku-buku Yunani.

Karena perjuangan asketis dan kebajikannya, Santo Epifanius dianugerahi karunia melakukan mukjizat. Untuk menghindari kemuliaan duniawi, ia meninggalkan biara dan pergi ke gurun Spanidrion, seperti dikutip dari situs Orthodox Church in America.

Hilarion meninggal di Siprus dalam usia 80 tahun pada sekitar 371 Masehi.

(bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER