Jakarta, CNN Indonesia -- Karena sibuk bekerja, Ayah Bunda seringkali melupakan aktivitas apa saja yang dilakukan anak. Sehingga beberapa anak memiliki teman fantasi atau khayalan untuk menemani keseharian mereka.
Beberapa anak memiliki teman fantasi alias teman khayalan, seperti boneka, hewan peliharaan, dan lain-lain.
Tapi tenang, anak memiliki atau tidak memiliki teman fantasi, itu sama normalnya kok.
Umumnya, teman fantasi muncul saat anak berusia 3-5 tahun, dan biasanya akan hilang seiring dengan bertambahnya usia mereka.
Meski lebih sering muncul pada anak tunggal, terkadang hal itu juga ditemukan pada anak pertama, anak yang hanya mempunyai sedikit teman, dan anak yang kreatif.
Untuk menanganinya, jangan berusaha menyadarkan anak bahwa temannya itu tidak ada. Jangan pula membesar-besarkannya dengan terus mengingatkan anak untuk mengajak teman fantasinya.
Tak perlu menggunakan teman fantasinya untuk memanipulasi anak, seperti membujuk dia menghabiskan makanan karena teman fantasinya sudah menghabiskan duluan.
Anak tetap perlu belajar tanggung jawab dan menyadari konsekuensi dari perbuatannya.
Tentu saja, jika dia mau menanggung konsekuensi perbuatan ‘bersama teman fantasi’, persilakan saja.
Ayah Bunda harus mencarikan teman yang sesungguhnya yang bisa diajak bermain atau mengobrol. Dan jika ada hal lain yang harus dia lakukan, Ayah Bunda boleh saja mengingatkan lebih tegas agar dia tidak terus bermain dengan si teman fantasi.
Dan, jika anak hanya mau bermain dengan teman fantasi, menghindari bermain dengan teman betulan, serta masih sulit membedakan antara teman fantasi dan teman sesungguhnya meski sudah lewat dari usia balita, jangan ragu mengajak anak ke psikolog ya.
(ded/ded)