Jakarta, CNN Indonesia -- "Ibu setiap sholat selalu berdoa supaya YS cepat sadar, menjadi anak sholehah, tidak terbawa emosi, dan semoga sidangnya cepat selesai. Waktu sidang, ibu tidak menangis tapi ibu kangen YS".
Begitulah sepenggal rintihan hati ibu Siti Rokhayah atau Mak Amih yang digugat anaknya (YS) berserta suaminya (HA) sebesar Rp1,8 miliar. Perkara itu terjadi lantaran adanya kabar bahwa rumah Mak Amih akan dijual dan diberikan kepada 13 anaknya. Tapi YS dan suaminya tidak terima.
Alhasil masa lalu pun terungkit dan berakhir di meja hijau. Rupanya Mak Amih pernah meminjam uang Rp40 juta karena bangkrut usaha. Jadi warisanlah yang membuat perpecahan antara ibu dan anak serta menantunya.
Padahal perjuangan Mak Amih melahirkan 13 anak pasti merasakan sakit yang luar biasa bahkan mengeluarkan banyak biaya untuk merawat mereka, membeli susu untuk kesehatan anaknya, memberikan mainan untuk pertumbuhan sang anak sampai menyekolahkan supaya menjadi orang yang sukses.
Ia mungkin tetap ikhlas mendoakan anaknya meskipun telah dilukai hatinya. Terbukti bahwa kasih sayang ibu tidak mengharapkan balasan, sedangkan kasih sayang anak mengharapkan balasan.
Mengejar warisan membunuh ibu perlahan-lahan Sebenarnya warisan yang membahagiakan hanyalah ilmu, bukanlah harta. Coba kita ibaratkan warisan harta itu seperti kekayaan alam Indonesia yang luar biasa berupa hutan, sawah dan lautan yang luas yang bisa menjadikan rakyat makmur. Tapi kenyataanya rakyatnya tidak makmur karena SDA dilahap hampir habis untuk kepentingan mereka.
Berbeda cerita dengan BJ.Habibie yang tidak mendapat warisan harta dari orang tuanya, tapi diberikan warisan berupa kuliah selama 4 tahun di Jerman. Akhirnya Habibie menjadi ilmuwan penerbangan yang dikenal dunia. Bahkan di usia yang senja, ide-ide beliau masih dibutuhkan. Banyak orang yang mengidolakan kerja keras beliau dalam meraih mimpi. Jadi warisan sejati adalah ilmu, dengannya bisa menciptakan apapun dan tak pernah habis dilahap waktu.
Tapi parahnya, terkadang dalam benak kita menginginkan warisan harta dari orang tua kita. Padahal warisan harta bagaikan narkoba yang memberikan ketergantungan serta mendorong pengguna untuk menghalalkan segala cara. Kita semua pasti tahu bahwa narkoba menimbulkan ketergantungan karena memberikan rasa nyaman dan percaya diri terhadap penggunanya, sehingga menghalalkan pencurian dan pembunuhan untuk mendapatkan narkoba.
Sama halnya warisan harta, jika seseorang sudah pernah merasakan nikmatnya harta dari orang tua maka mudah menggantungkan harta warisan untuk kesejahteraan hidup. Hal itu terjadi karena ada persepsi bahwa buat apa susah-susah cari kerja kan semua kehidupan terpenuhi seperti rumah , uang serta fasilitas yang bagus sepeninggal orang tua.
Dampaknya ketika menikah dan memiliki mertua, maka akan terus mengejar harta warisan secara habis-habisan, karena sudah ketergantungan harta warisan sehingga mudah menjatuhkan mertua sendiri. Seperti kasus anak menggugat ibu Rp1,8 miliar. Jadi perlu waspada terhadap harta warisan yang bisa membuat kita kesandung ke dalam jurang kesesatan.
Ketika warisan harta mengerogoti hati sang anak atau menantu, maka perlahan-lahan akan membunuh sang ibu. Menurut studi faktor perasaan negatif dan stres dapat membuat lansia berisiko besar mengalami stroke bahkan akan berdampak pada penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi. Penyebab mudah terserang penyakit dikarenakan daya fisiologis tubuh serta antibody kurang berfungsi maksimal karena faktor usia.
Yang penting untuk diketahui, bahwa Mak Amih sekarang berumur 85 tahun berarti termasuk kategori lansia. Kehidupannya sekarang sedang mengalami persengketaan dengan anaknya. Sehingga hubungan mereka renggang dan sangat menyiksa bantin seorang ibu yang tidak bisa lepas dari anaknya.
Ditambah lagi masalah hutang piutang di antara YS dan saudaranya, yang membuat ketidakharmonisan di antara mereka yang menambah kesedihan Mak Amih. Bahkan Mak Amih kebingungan untuk mendapatkan uang sebesar Rp1,8 miliar. Padahal dia orangtua tunggal, sudah renta, dan tidak berkerja.
Dan ternyata selama persidangan, dia merasa tertekan dengan sikap anaknya yang tidak mau menerima itikad baik untuk bermusyawarah sehingga dia menyempatkan waktu untuk periksa ke dokter tentang penyakit jantungnya. Ketika tekanan masalah hadir di kehidupan mak Amih maka
Hypotalamus akan menyebarkan hormon andrenalin serta kortisol untuk melepaskannya ke pembuluh darah yang membuat kerja jantung meningkat, serta tekanan darah naik.
Jika hal itu terjadi terus menerus maka pembuluh darah sobek sehingga jantung berhenti berkerja. Apakah tega membunuh secara perlahan kepada ibu sendiri?
Jangan biarkan penyesalan menghantui hidup kita Kehadiran warisan memberikan kebahagiaan semu. Warisan habis meninggalkan penderitaan. Tapi kehadiran ibu selalu membuat hidup kita bermakna karena kasih sayang ibu tak pernah musnah.
Lantas mana yang pantas dipilih, Ibu atau warisan? Apakah kita tega sebagai anak yang dibesarkan tanpa imbalan melihat ibu merintih kesakitan hanya kita mengejar warisan? Cintai dan lindungilah ibu kita, mumpung beliau masih hidup dan jangan sampai menyesal di kemudian hari.