Berdamai dengan Kelemahan, Kunci Meredakan Emosi Negatif

Deddy S | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2017 10:06 WIB
Berdamai dengan kekurangan diri sendiri akan meredakan emosi dan perasaan negatif. Berbeda kalau kamu terus merasa buruk terhadap kekurangan dirimu.
Ilustrasi (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdamai dengan kekurangan diri sendiri dan emosi negatif akan meredakan emosi dan perasaan negatif itu sendiri. Berbeda kalau kamu terus merasa buruk terhadap perasaan buruk dan kekurangan dirimu.

Sebuah riset mendapati, orang-orang yang terbiasa menerima atau berdamai dengan kekurangan dan emosi negatifnya akan mengalami sedikit emosi negatif. Mereka akan merasa lebih baik dan secara psikologis, akan jadi lebih sehat.

Peneliti dari UC Berkeley menyatakan itu terjadi sebab, ketika kamu menerima perilaku negatif itu, kamu tidak akan terlalu banyak memberikan perhatian padanya. “Dan jika kamu sering menghakimi emosi burukmu, maka perasaan negatif akan meningkat,” kata Iris Mauss, penulis studi itu, seperti dikutip Science Daily.

Studi yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology ini menguji keterkaitan antara penerimaan emosional dan kesehatan psikologis pada lebih dari 1.300 orang dewasa di San Francisco Bay Area dan perkotaan Denver.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menolak untuk mengakui emosi dan kekurangan dirinya, atau malah menghakimi orang lain secara kasar, akan berakhir dengan perasaan stres berat secara psikologis.
   
Sebaliknya, mereka yang umumnya membiarkan perasaan suram seperti kesedihan, kekecewaan dan kebencian, melaporkan gejala gangguan mood yang lebih sedikit daripada mereka yang mengkritisi atau mendorong mereka pergi, bahkan setelah enam bulan.

Mereka yang menerima masalah emosi itu tanpa menghakimi atau mencoba mengubah seseorang, akan bisa menangani stres mereka dengan berhasil. Reaksi kita terhadap emosi negatif diri sendiri, sangat penting bagi keseluruhan diri kita sendiri.  

Kalau pada penelitian ini para ilmuwan mempertimbangkan aspek status ekonomi, usia, dan variabel demografik lain, pada penelitian lanjutan nantinya, peneliti bermaksud melihat dari sisi kebudayaan. Untuk menjawab, mengapa ada yang bisa menerima kekurangan diri dan ada yang tidak. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER