Yogyakarta, CNN Indonesia -- Bekatul merupakan limbah penggilingan padi yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Hanya saja, selama ini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Padahal, bekatul memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya menurunkan kadar kolesterol.
Dalam penelitian yang dilakukan sejumlah mahasiswa Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, diketahui bahwa bekatul mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Mereka melakukan inovasi pengolahan bekatul menjadi ekstrak bekatul terfermentasi yang disebut “BEAR-CHOL”.
“Pemanfaatan bekatul masih terbatas hanya dijadikan pakan ternak dan tak jarang dibuang begitu saja. Padahal, bekatul kaya akan serat pangan dan berbagai mikrokomponen yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh,” ungkap Bira Arumndari Nurahma, di Yogyakarta baru-baru ini.
Bira bersama dengan ketiga rekannya, yaitu Mega Febia Suryajayanti, Anggi Laksmita Dewi dan Zunamilla Khairia meneliti lebih lanjut potensi bekatul terferementasi sebagai
anti-hiperkolesterolemia. Selain itu, juga berupaya menghasilkan produk sampingan pengolahan beras bagi kesehatan.
Bira menyampaikan kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang serius. Oleh karena itu, pemanfaatan bekatul diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Dari pengolahan bekatul dalam “BEAR-CHOL” memiliki khasiat yang lebih maksimal karena telah melalui proses fermentasi. Ekstrak “BEAR-CHOL” kemudian diujicobakan pada tikus model
hiperkolesterolemia untuk melihat profil
lipid dan kadar
Short Chain Fatty Acid (SCFA)
sekum.
“Hasilnya BEAR-CHOL mampu memperbaiki profil
lipid tikus yang diinduksi
hiperkolesterolemia,” katanya.
Pemberian ekstrak bekatul terfermentasi dosis 2205 mg/kgBB pada tikus mampu mencegah kenaikan kadar LDL. Selain itu, juga dapat menurunkan kadar HDL pada kondisi
hiperkolesterolemia mendekati kondisi sehat.
“Untuk selanjutnya kami masih melakukan analisis terhadap kadar SCFA
sekum pada tikus
hiperkolesterolemia yang diberi ekstrak BEAR-CHOL,” tuturnya.