Jakarta, CNN Indonesia -- Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang pada umumnya dapat didiagnosis sejak bayi pada usia 6 bulan atau di bawah 3 tahun. Sangatlah penting untuk mengetahui gejala-gejalanya sedini mungkin, agar autisme dapat ditangani secara intensif sehingga membantu para penyandang autisme untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki secara maksimal.
Gejala- Gejala Autisme:Komunikasi verbal maupun nonverbal 1. Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara, termasuk masalah penggunaan dan pemahaman bahasa. Namun apabila bisa bicara, tidak ditujukan untuk komunikasi/inisiasi dan nada bicaranya monoton seperti robot. Beberapa anak mengalami Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa paham makna dan artinya.
2. Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan yang terdekat dan memperlakukan tangan tersebut sekedar sebagai alat untuk melakukan sesuatu untuknya.
Interaksi Sosial 3. Tidak merespons saat namanya dipanggil, meski kemampuan pendengarannya normal.
4. Cenderung menolak/menghindari kontak mata.
5. Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang malah lebih asyik main sendiri dan akan menjauh apabila didekati orang lain.
6. Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misalnya melihat anak menangis ia tidak merasa kasihan melainkan merasa terganggu dan anak yang sedang menangis tersebut mungkin didatangi dan dipukul.
Pola Perilaku, Perasaan, dan Emosi 7. Ada kelekatan pada suatu benda yang terus dipegangnya dan dibawa ke mana-mana. Perilaku yang ritualistik sering terjadi.
8. Terlihat adanya perilaku yang berlebihan (
excessive) seperti tidak bisa diam, lari ke sana-sini tak terarah, melompat-lompat, berputar-putar, memukul-mukul suatu benda, mengulang-ulang suatu gerakan tertentu. Sedangkan contoh perilaku yang kekurangan (
deficient) adalah duduk diam bengong dengan tatap mata yang kosong, bermain secara monoton dan kurang variatif secara berulang-ulang, duduk diam terpukau terhadap sesuatu hal misalnya bayangan, atau benda yang berputar.
9. Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah (
temper tantrum) tanpa sebab yang nyata, terutama bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan, bahkan bisa menjadi agresif dan destruktif.
10. Cenderung sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, penciuman dan rasa (lidah) tapi tidak merespons terhadap rasa sakit.
Poin-poin di atas tidak harus selalu ada semua pada setiap penyandang autisme. Pada seseorang mungkin hampir semua gejala di atas ada, tapi pada anak lainnya mungkin hanya terdapat beberapa saja. Segera periksakan diri apabila terdapat sebagian sifat dari poin-poin di atas kepada dokter spesialis anak (Sp.A) dan dokter spesialis kedokteran jiwa (Sp.KJ).
(ded/ded)