Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan rencana demonstrasi susulan pada 2 November mendatang tidak relevan dikaitkan dengan kasus yang menimpa calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Polri menegaskan penanganan kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan oleh Ahok hingga kini masih berjalan.
"Sekarang kasusnya sudah diproses, sedang berjalan dan kita buat secepatnya. Jadi kalau ada niat unjuk rasa lagi sesungguhnya sudah tidak relevan lagi," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Komisaris Besar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/11).
Rikwanto menjelaskan, penyidik saat ini sudah bekerja secepat mungkin. Terlebih, Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan sudah dikirimkan ke Kejaksaan Agung.
"Jadi penyidik dikejar waktu untuk selesaikan berkas perkara pada Kejaksaan," kata Rikwanto.
Saat ini pihak penyidik terus mengumpulkan keterangan saksi yang dibutuhkan dalam konteks penyidikan. Berita acara pemeriksaan ini diperlukan untuk melengkapi berkas perkara. Sebelumnya para saksi telah diminta keterangannya dalam konteks penyelidikan.
Sejauh ini, kata Rikwanto, sudah ada 16 saksi yang diperiksa untuk melengkapi berkas tersebut.
"Kami akan kebut terus secepatnya, untuk bisa dijadikan berkas perkara," ujar Rikwanto.
Terlepas dari itu, Polri dalam posisi tidak melarang masyarakat untuk menggelar demonstrasi susulan. Dengan catatan, aksi itu harus dijalankan sesuai dengan aturan.
"Polri hormati hak asasi manusia, menghormati demokrasi. Ada undang-undang yang membolehkan, tapi unjuk rasa tidak boleh anarkis, tidak boleh merusak, tidak boleh aniaya, tidak boleh menzalimi," ujarnya.
Rikwanto berpendapat, masyarakat lebih baik mengawal kasus ini sampai berkas perkara dilimpahkan ke jaksa penuntut umum. "Itu lebih baik dan lebih fokus daripada unjuk rasa," ujarnya.
 Aksi bela Islam kedua pada 4 November lalu menuntut Ahok diadili. Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono. |
Terpisah, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menegaskan pihaknya akan menggelar demonstrasi lanjutan. Aksi ini merespons keputusan polisi yang tidak menahan Ahok setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Rizieq menyebut aksi yang akan dilakukan nanti bernama Aksi Bela Islam Tiga pada Jumat kubro. Aksi tersebut sekaligus memperingati maulid akbar lantaran dilaksanakan pada bulan Maulid.
"Bentuk aksinya gelar sajadah, bukan lagi aksi damai tapi aksi super damai," kata Rizieq.
Sebelumnya, demonstasi pada 4 November yang menuntut proses hukum Ahok berujung ricuh. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang menggelar aksinya hinggal malam hari di sekitar Istana Negara.
(pmg/gil)