ANALISIS

Penampilan AHY di Debat dan yang Muncul Mirip Bapaknya

CNN Indonesia
Minggu, 15 Jan 2017 07:05 WIB
Publik menyorot khusus tampilnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam acara debat pilkada Jakarta. Ada sejumlah plus minus yang perlu dicermati dari Agus.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni saat acara debat KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tampilnya calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam acara debat pada Jumat malam (13/1), menjadi sorotan khusus. Maklum, ini adalah penampilan perdana Agus dalam debat resmi yang dihelat Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta yang wajib diikuti oleh seluruh pasangan calon.

Pada acara debat “tidak resmi” sebelumnya di stasiun televisi, Agus tidak hadir. Hanya dua pasangan cagub dan cawagub yang bersedia hadir yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berduet dengan Djarot Saiful Hidayat, dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Khusus mencermati penampilan Agus, dalam debat tersebut putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu bisa tampil dengan cukup baik. Aksi Agus di panggung debat yang disaksikan jutaan pasang mata menunjukkan performa yang cukup meyakinkan.

Namun di luar soal gaya penampilan, bagaimanakah sebenarnya penguasaan materi debat atau kemampuan yang dimiliki oleh Agus?

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menilai bila Agus diperhatikan dari sisi penampilan memang tidak mengecewakan. Bahkan Agus bisa tampil cukup percaya diri.

Namun ada hal yang jauh lebih penting ketimbang gaya penampilan di atas panggung yaitu kemampuan Agus dalam menguasai materi dan menjawab setiap pertanyaan secara berbobot yang belum tampak pada Agus.

Muradi menuturkan argumen yang Agus tampilkan tidak cukup bisa menjawab berbagai pertanyaan atas program yang dia ajukan. Misalnya, seperti program kucuran dana Rp1 miliar bagi setiap RT/RW per tahunnya. Begitu pun bantuan untuk kewirausahaan dan lain sebagainya.

“Hal itu mengindikasikan bahwa yang bersangkutan tidak cukup mendalami apa yang menjadi program,” kata Muradi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (14/1).

Jadi, dalam pandangan Muradi, Agus terkesan bombastis dan mengarah ke retoris semata. Menurut Muradi, hal lain yang perlu dicermati yaitu Agus belum memiliki karakter dan penguatan kepemimpinan sehingga yang muncul hampir mirip dengan bapaknya. Dengan kondisi begitu publik tidak cukup bisa memahami hakikat program dan kepemimpinan yang Agus tawarkan ke warga Jakarta.

“Agus belum memiliki karakter kepemimpinan yang kuat sehingga tampak bahwa dia mengikuti garis atau tipikal bapaknya,” ujar Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Unpad ini.

Muradi juga memandang Agus tidak berusaha untuk membangun karakter kepemimpinannya sendiri. “Kecuali itu, lebih banyak mengkriktik daripada memperdalam penjelasan terkait dengan program yang diajukan.”

Catatan Penting

Muradi memberi catatan sejumlah poin penting yang perlu menjadi perhatian  Agus sebagai politikus pemula. Catatan pertama yaitu Agus harus benar-benar menguasai program yang dia tawarkan dari hulu ke hilir sehingga program yang disodorkan ke masyarakat menjadi masuk akal dan diterima publik sebagai sesuatu yamg menarik dan implementatif.

Catatan kedua, Agus harus bisa memahami kompleksitas permasalahan yang ada di ibu kota. Artinya, tidak sekadar menawarkan program yang tidak terukur. Hal penting yang harus digarisbawahi di sini bahwa publik Jakarta melek politik dan literasinya lebh tinggi dibandingkan dengan daerah lain. “Karena itu, salah sedikit saja akan menjadi titik bidik untuk mengeksplorasi kelemahan yang bersangkutan,” tegas Muradi.

Catatan yang ketiga yaitu Agus perlu juga untuk mencoba mengukur kedalaman kompleksitas permasalahan di Jakarta dengan membangun paradigma yang lebih kritis, bukan sekadar mencoba menawarkan program yang namanya beda tapi substansinya sama dengan petahana. Contohnya, Kartu Jakarta One.

Adapun catatan keempat dalam analisis Muradi yakni karakter kepemimpinan itu matang seiring dengan berjalannya waktu. Artinya, Agus butuh jam terbang lebih lama agar kematangan kepemimpinan politik dapat memberikan benefit secara substantif bagi yang bersangkutan maupun keluarga besar atau dinasti politik SBY.

‘Anak Ingusan’

Menyorot hasil debat putaran pertama pilkada Jakarta, Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan dari sejumlah hal menarik yang muncul dari acara debat, penampilan Agus Yudhoyono boleh dibilang sebagai salah satu yang menarik.

Selama ini, kemampuan Agus dalam berdebat cenderung diragukan oleh sejumlah pihak. Ketidakhadirannya di beberapa acara debat nonformal televisi swasta beberapa waktu lalu menguatkan dugaan sebagian masyarakat bahwa Agus memang tidak siap mengikuti debat.

Tetapi setelah melihat penampilannya semalam, menutu Said, Agus sepertinya telah mampu menggugurkan pandangan miring tersebut. “Tampil dengan penuh percaya diri dan cara bicara yang tegas dan teratur, AHY cukup memukau. Stigma sebagai ‘anak ingusan’ tampaknya tidak tepat lagi dilekatkan kepadanya,” ujar Said seperti dilansir dari Antara, Sabtu (14/1).

Said mengatakan dari debat perdana yang mengambil tema seputar permasalahan sosial-ekonomi, termasuk persoalan lingkungan, transportasi, dan keamanan, semalam, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni tampak lebih mengedepankan program bantuan dana bagi warga Jakarta.

Mulai dari Bantuan Langsung Sementara (BLS) sebesar Rp5 juta untuk tiap keluarga miskin, bantuan modal usaha bergulir senilai Rp50 juta untuk tiap unit usaha, sampai dengan bantuan Rp 1 miliar per tahun untuk pemberdayaan RT/RW di Jakarta.

"Program pelayanan kesehatan, penegakan hukum, peningkatan kualitas pemerintahan dan birokrasi, program rumah rakyat, penyerapan tenaga kerja, kerukunan warga, serta pembangunan karakter akhlak dan moral, serta hal lainnya memang juga disuarakan oleh Agus-Sylvi, tetapi program bantuan dana tampak ingin lebih ditonjolkan oleh pasangan ini," tutur Said.

Said berpendapat, program bantuan tersebut sebetulnya bagus-bagus saja. Selain dapat memberdayakan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran, program itu pada gilirannya juga diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan daya beli masyarakat. Sampai di sini, Agus-Sylvi boleh disebut telah menunjukan keberpihakannya kepada warga Jakarta, khususnya kepada mereka yang berlabel orang pinggiran.

Namun sayangnya, kata Said, duet pasangan itu kurang mampu menjawab secara tangkas dan konkret mengenai metode untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan dana-dana yang akan dikelola oleh masyarakat tersebut, sebagaimana dikhawatirkan oleh pasangan nomor urut 2.

Pertanyaan dari pasangan petahana ini cukup masuk akal, mengingat program bantuan dana yang sejenis pernah juga diwujudkan di masa lalu, tetapi ternyata menyisakan sejumlah persoalan.

Tidak Salah

Senada dengan Said dan Muradi, pengamat politik Unpad Idil Akbar menilai bahwa dari sisi penampilan dan dinamika berdebat, Agus menunjukkan performa yang cukup meyakinkan. Caranya berkomunikasi, gesturnya, intonasi suara, dan lain-lain menunjukkan kesiapannya menghadapi debat.

“Dan memang tidak salah juga memandangnya mirip dengan cara SBY karena dalam pola tersebut AHY pasti banyak melihat dan mendengar bagaimana komunikasi yang dilakukan SBY,” ujar Idil kepada CNNIndonesia.com.

Bagi Idil, untuk ukuran seorang politisi pemula yang baru turun dan langsung berhadapan dalam arena pilkada sebesar DKI, Agus dinilai tidak begitu mengecewakan penampilannya.

Meski demikian memang secara substansi dan literasi materi Agus perlu memperkaya diri sehingga lebih memahami konteks substansi yang diperdebatkan. “Itu terlihat dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan moderator maupun dari kandidat lainnya terlihat Agus tidak fokus dan bahkan mudah dibantah kembali.”

Idil mencermati program-program yang dicanangkan oleh pasangan Agus-Sylvi ini juga banyak yang dimentahkan oleh kandidat lainnya. “Kematangan substansi saya kira perlu lebih terukur dan clear sehingga tidak mudah untuk dimentahkan oleh calon lainnya atau menciptakan pertanyaan lain atas program yang dicanangkan.”
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER