Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pemenangan kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyindir terjunnya Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono ke gelanggang Pilkada Jakarta, Sabtu (4/2).
“Kami heran kenapa mereka (SBY dan Megawati) baru sekarang terjun ke bawah. Kayak menunggu Pak Prabowo yang duluan turun ke masyarakat untuk membantu berkampanye calon yang didukungnya,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo kepada CNNIndonesia.com, kemarin.
Aryo menuturkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah lebih dulu ikut kampanye Pilkada Jakarta dengan langsung menemui warga.
Meski mempertanyakan, keponakan Prabowo itu tetap menyambut positif kehadiran Megawati dan SBY yang turun langsung ke masyarakat dalam rangka membantu pasangan calon yang diusung masing-masing.
“Wajar kalau Pak SBY membantu kampanye calonnya karena Agus sebagai anaknya. Kalau Bu Megawati sebagai Ketua Umum PDIP sebagai partai terbesar di Jakarta juga lazim turun membantu calon yang diusungnya,” tutur Aryo.
Anggota Komisi VII DPR itu menyatakan Prabowo dan juga tim sukses Anies-Sandi sama sekali tak khawatir dengan terjunnya dua tokoh utama tersebut. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” ucap Aryo.
Aryo berharap dengan terjunnya Megawati dan SBY dapat membawa kesejukan dalam persaingan menjelang pencoblosan Pilkada Jakarta pada 15 Februari nanti yang belakangan semakin memanas.
“Kami mengharapkan situasi di masyarakat menjadi lebih kondusif dan sejuk setelah terjadi kegaduhan dari salah satu calon,” kata Aryo tanpa menyebut nama calon yang dimaksud.
“Semoga kehadiran Megawati dan SBY di arena kampanye dapat memberi dampak positif karena mereka berdua sebagai ketua umum partai pengusung utama calon-calonnya,” lanjut Aryo.
Pengamat politik yang juga Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjdjaran Muradi menilai penting para elite politik atau ketua umum partai pendukung atau pengusung hadir pada kampanye calon-calonnya.
Muradi mengatakan kehadiran ketua umum partai dalam kampanye Pilkada Jakarta sebagai bentuk penegas dari apa yang menjadi kontrak politik antara publik dan pasangan calon yang merupakan representasi dari partai-partai tersebut.
“Saya melihat hadirnya para elite politik dan atau para ketum partai pengusung dan pendukung lebih sebagai penegas daripada mendongkrak elektabilitas,” ujar Muradi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (4/2).
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat turunnya SBY dan Megawati menyusul langkah Prabowo Subianto yang lebih dulu ke terjun ke gelanggang arena pilkada Jakarta bukan hanya untuk memperkuat elektabilitas tapi yang lebih penting yaitu untuk menjaga elektabilitas yang sudah ada pada para kandidatnya.
“Jagoan SBY yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan jagoan Megawati, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) paling rawan mengalami penurunan elektabilitas dibandingkan jagoan Prabowo yaitu Anies Baswedan yang relatif stabil,” ujar Hendri kepada CNNIndonesia.com, Sabtu.
Susilo Bambang Yudhoyono untuk kali pertama berbicara meyakinkan warga Jakarta agar memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. SBY berorasi dalam apel siaga yang digelar oleh tim pemenangan Agus-Sylvi, Sabtu (4/2).
Sedangkan Megawati menghadiri #KonserGue2 yang diselenggarakan untuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Dalam pidatonya, Megawati mengaku yakin Ahok dan Djarot akan kembali memimpin ibu kota.
(obs)