Derita Petugas KPU DKI: Pengusiran Hingga Digigit Hewan

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 07:37 WIB
Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menjelaskan sejumlah kendala yang dialami petugas pencocokan dan penelitian sehingga banyak orang tak masuk DPT Pilkada.
Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menjelaskan sejumlah kendala yang dialami petugas pencocokan dan penelitian sehingga banyak orang tak masuk DPT Pilkada. (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Sumarno menjelaskan sejumlah kendala yang dialami petugas pencocokan dan penelitian yang dikerahkan lembaganya. Mulai dari pengusiran hingga serangan hewan peliharaan. Hal itu menyebabkan banyak orang tak masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada 2017.

Dia menyebut masyarakat yang tinggal di apartemen, perumahan ekslusif, dan rumah susun sulit menerima kehadiran petugas di lapangan. Kesulitan petugas menembus tiga kawasan itu terjadi saat pendataan dilakukan Agustus 2016.
Pengusiran bahkan kerap dialami petugas KPU DKI dari beberapa lokasi kala hendak mendata calon pemilih. Selain diusir, ada juga petugas  yang mengalami kekerasan akibat digigit hewan peliharaan di rumah penduduk. Sumarno sempat menunjukkan foto bukti gigitan hewan penjaga yang dialami petugas.

"Ketika DPT tak maksimal, jumlah TPS juga tak terlalu banyak dan surat suara juga sesuai DPT. Giliran pemungutan suara, semua datang menuntut hak pilihnya. Ini kemudian yang menyebabkan ada beberapa TPS surat suaranya tak tercukupi," kata Sumarno di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (16/2).

Lonjakan pemilih yang tak terdaftar di DPT terjadi di banyak wilayah. Menurut penyelenggara Pilkada, angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada DKI paling tinggi terdapat di kawasan Jakarta Utara dan Barat. Sementara di kawasan lain, tingkat jumlah pemilih cenderung tidak terlalu signifikan.
Sumarno juga menyebut keberadaan puluhan orang misterius yang baru mendatangi TPS di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, kemarin Rabu (15/2). Menurutnya, orang-orang itu datang sesaat sebelum TPS di Rusun Rawa Bebek ditutup.

Karena warga rusun tak mengenal puluhan orang itu, panitia pemungutan suara (PPS) di Rawa Bebek pun enggan menerima mereka yang hendak memilih.

"Ada kejadian di Rawa Bebek itu pemilih yang tidak masuk DPT di saat terakhir, kemudian datang sekitar 80 orang. Warga setempat tak ada yang mengenal mereka meski ada identitasnya. Pokoknya banyak hal misterius yang terjadi," ujarnya.
Warga yang terdaftar di Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) hanya bisa menggunakan hak pilih pada pukul 12.00-13.00. Surat suara untuk mereka disediakan berdasarkan perhitungan 2,5 persen dari jumlah DPT di TPS terkait.

Jika surat suara di TPS asal habis, pemilih bisa menggunakan hak suaranya di lokasi terdekat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER