Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat berencana mengambil sikap nonblok atau tidak mendukung satu pun calon pasangan gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta puataran kedua. Sikap itu merupakan hasil pertimbangan internal setelah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni kalah di putaran pertama.
Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo Notodiprojo menjelaskan, opsi nonblok yang dipilih sama sekali tidak menjadikan partainya sebagai golongan putih di putaran kedua. Dalam posisi itu, seluruh kader dibebaskan memilih pasangan calon yang mereka sukai.
“Opsi yang sangat mungkin terjadi kami akan memilih berposisi nonblok. Nonblok itu netral, tidak mengarahkan kepada pasangan calon dua atau tiga,” ujar Roy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (3/3).
Suryo menuturkan, rencana sikap nonblok yang dipilih Demokrat merupakan hasil pertimbangan lantaran ada kemiripan visi misi antara Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Meski sudah mengarah pada opsi nonblok, Roy mengaku, tidak menutup kemungkinan ada perubahan sikap untuk mendukung pasangan Ahok-Djarot atau Anies-Sandi.
“Tetapi terus terang saja opsi pertama yang kami pilih, yaitu nonblok. Nonblok itu juga bersikap,” ujarnya.
Roy menuturkan, sikap Demokrat akan dimumkan usai pengumuman hasil rekapitulasi suara dari KPUD DKI, Sabtu esok (4/3). Kemungkinan besar, sikap tersebut akan disampaikan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau diwakili oleh Ketua DPD DKI Demokrat Nachrowi Ramli.
Roy mengimbau seluruh kader atau organisasi sayap Demokrat untuk tidak mengambil sikap mendukung salah satu pasangan calon. Hal itu untuk mencegah terjadi perpecahan pandangan di tubuh partai.
“Misal yang dilarang ada Dewan Pimpianan Cabang Jakarta Timur tiba-tiba sudah menunjuk paslon tertentu, itu tidak boleh. Relawan diperbolehkan, karena tidak terikat partai,” ujar Roy.
Rencana nonblok Demokrat dalam putaran kedua Pilkada DKI hampir sama dengan yang dilakukan pada Pemilihan Presiden 2014. Kala itu, Demokrat tidak mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla atau Prabowo Subiantoro-Hatta Rajasa.
Ketua Harian Demokrat Syarief Hasan saat itu menyebut, membebaskan para kader mendukung calon yang dirasa memiliki visi atau misi sejalan dengan Demokrat.
Poros Cikeas DibubarkanBukan hanya opsi nonblok, lanjut Roy, partainya juga sekaligus bakal mengumumkan secara resmi pembubaran Poros Cikeas, Senin mendatang (6/3). Pembubaran poros Cikeas yang terdiri dari empat partai, yaitu Demokrat, PAN, PKB, dan PPP merupakan hasil perundingan pascapasangan Agus-Sylvi dinyatakan kalah dalam Pilkada DKI putaran pertama.
Roy mengatakan, pengumuman pembubaran akan disampaikan langsung SBY di Gedung DPP Demokrat.
“Jadi kepada PAN, PKB dan PPP kami ucapkan terima kasih. Kami berharap bahwa masih akan bersama-sama lagi,” ujarnya.
Poros Cikeas diketahui mulai terbentuk pada 21 September 2016. Ketika itu, Demokrat bersama PPP, PAN, dan PKB bertemu SBY di Cikeas, Jawa Barat, untuk membahas calon yang akan diusung dalam pilkada DKI. Pertemuan hari itu dilakukan malam hari dan hingga jam 2 dini hari mereka gagal menyepakati nama untuk dicalonkan.
Poros Cikeas kembali bertemu pada malam tanggal 22 September. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan mengatakan, duet Sandiaga Uno-Anies Baswedan sempat dibicarakan dalam pertemuan poros empat partai di Cikeas.
Publik sempat dikejutkan dengan kehadiran Sylviana Murni ke Cikeas pada Jumat dini hari, 23 September, pukul 02.15 WIB. Tak sampai satu jam setelah Sylvi tiba di kediaman pribadi SBY itu, Poros Cikeas resmi mengumumkan duet Agus-Slyvi untuk menjadi penantang Ahok-Djarot.
(rdk)