Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas nelayan jadi salah satu perwakilam warga yang diundang dalam debat terakhir Pilkada DKI Jakarta, Rabu (12/4) malam. Tak cuma hadir, mereka juga diberi kesempatan bertanya pada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh dua pasang calon untuk merebut simpati nelayan. Mereka saling klaim bahwa mereka yang paling berpihak pada sang pencari ikan.
Seorang perwakilan nelayan Teluk Jakarta Iwan mempertanyakan pengakuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada mereka.
"Jika diakui, apa kebijakan Pemprov DKI masa depan kami?" kata Irwan.
Secara tegas, Iwan mempertanyakan soal penghentian reklamasi dan komitmen untuk memajukan kesejahteraan nelayan.
Calon gubernur Anies Baswedan mengatakan, meski ada sekitar 12 ribu nelayan di Jakarta, namun dalam data statistik, nelayan tidak diakui sebagai salah satu profesi.
Anies langsung menanggapi pertanyaan Irwan bahwa dirinya akan menolak reklamasi. Menurutnya, reklamasi memberikan dampak buruk nelayan. "Selain itu, (reklamasi) memberikan dampak buruk pada pengelolaan lingkungan, ada 13 sungai yang mengalir di ke Teluk Jakarta. Reklamasi berkonsekuensi pada banjir jadi fenomena rutin karena air yang mengalir dihadapkan pada (pulau) reklamasi," kata Anies.
 Suasan debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Soal kesejahteraan, Anies berjanji akan mengintensifkan program kewirausahaan bagi nelayan. "Kami akan latih, beri modal, termasuk fasilitas perkapalan sehingga nelayan Jakarta bisa merasakan manfaat mencari nafkah di Teluk Jakarta," kata Anies.
Ia menyebut, hal itu yang saat ini tak diperhatikan. Di Kepulauan Seribu pelatihan untuk nelayan dan keluarganya, kata Anies, sangat minim. "Di sana akan kami kembangkan SMK perikanan dan nelayan dilatih agar lebih produktif," katanya.
Sementara calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama menjawab dengan langsung menunjukan gambar penataan kawasan pesisir dengan membangun rumah susun untuk nelayan. "Kami tidak pernah berniat mengusir nelayan," kata Ahok, sapaan Basuki.
Ahok menunjukan rancangan pembangunan Rusun Muara Angke yang disebutnya bakal ada kanal untuk perahu nelayan. Sementara di Rusun Muara Baru, Ahok mengaku sudah menyediakan lahan 10 hektar untuk tempat sandar kapal dan pembangunan penyimpanan dan pengolahan ikan. "Ini akan dimiliki nelayan," katanya.
Sedangkan untuk mencegah banjir pesisir, Ahok menyebut sedang membangun tanggul dari mulai Cilincing hingga Tanjung Priok dengan ketinggian 3,8 meter. Menurutnya, ketinggian tanah di Jakarta saat ini adalah 1,5 meter di bawah permukaan laut.
"Kalau tanggul jadi, semua ada tambatan untuk perahu nelayan," kata Ahok.
Sementara untuk perumahan nelayan, akan dibangun di atas tanggul yang dibangun itu. Di Muara Angke juga akan dibangun restoran apung menggantikan restoran yang lama. "Desain pengembangan terpadu muara angke sudah jadi semua," katanya.
Untuk reklamasi, Ahok menjanjikan 50 persen hasil urukan laut itu adalah milik Pemprov DKI Jakarta dan akan dimanfaatkan untuk kepentingan publik.