Akan Digusur, Warga Kampung Akuarium Siap Lawan Ahok
CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 15:09 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Kampung Akuarium, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara menyatakan akan melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bila rencana penggusuran akan dilakukan. Sebab, hingga kini, warga belum menerima pemberitahuan terkait penertiban bangunan liar di Kampung Akuarium.
"Enggak ada kabar, saya justru dengar dari media, Ahok koar-koar mau sapu bersih tapi tidak ada yang datang langsung ke sini," kata Tedi (58), warga Kampung Akuarium yang mengaku telah tinggal di kawasan itu sejak 1987, Kamis (4/5).
Namun, Tedi mengaku tidak heran dengan tidak adanya pemberitahuan langsung dari pihak Pemprov. Pada penggusuran yang dilakukan April tahun lalu pun, Pemprov hanya memberi jangka waktu 11 hari sejak pemberitahuan pertama, sebelum melakukan penggusuran.
"Dulu juga Ahok ngomong di media sebelum ngabarin kita, baru setelah itu kita digusur paksa," kata Tedi.
Nani (45), warga lainnya, juga siap melakukan perlawanan jika Pemprov kembali melakukan penggusuran terhadap rumah-rumah yang berdiri di Kampung Akuarium.
Bahkan, Nani mengatakan, 250 warga Kampung Akuarium lainnya tidak ingin kecolongan dengan tindakan penggusuran yang bisa datang sewaktu-waktu.
"Saya dan warga mau melawan, ini rumah kita, istana kita, dulu enggak kumuh di sini, rumah permanen, tapi dikatain kumuh, sekarang disebut bangunan liar, siapa yang bikin kita tinggal di bangunan liar, ya mereka (Pemprov)," kata Nani.
Dua hari lalu, Ahok memastikan akan kembali membongkar sejumlah bangunan liar yang saat ini didirikan warga di Kampung Akuarium.
Penggusuran tersebut akan dilakukan sebelum Anies Baswedan, resmi dilantik sebagai gubernur terpilih pada Oktober mendatang.
"Aku sudah bilang Wali Kota, gusur saja. Kasihan Pak Anies nanti kalau enggak digusur. Dia kan janjinya enggak akan menggusur. Kalau sekarang digusur kan enak, bilang saja Ahok yang gusur," ujar Ahok.
"Enggak ada kabar, saya justru dengar dari media, Ahok koar-koar mau sapu bersih tapi tidak ada yang datang langsung ke sini," kata Tedi (58), warga Kampung Akuarium yang mengaku telah tinggal di kawasan itu sejak 1987, Kamis (4/5).
Namun, Tedi mengaku tidak heran dengan tidak adanya pemberitahuan langsung dari pihak Pemprov. Pada penggusuran yang dilakukan April tahun lalu pun, Pemprov hanya memberi jangka waktu 11 hari sejak pemberitahuan pertama, sebelum melakukan penggusuran.
"Dulu juga Ahok ngomong di media sebelum ngabarin kita, baru setelah itu kita digusur paksa," kata Tedi.
Bahkan, Nani mengatakan, 250 warga Kampung Akuarium lainnya tidak ingin kecolongan dengan tindakan penggusuran yang bisa datang sewaktu-waktu.
"Saya dan warga mau melawan, ini rumah kita, istana kita, dulu enggak kumuh di sini, rumah permanen, tapi dikatain kumuh, sekarang disebut bangunan liar, siapa yang bikin kita tinggal di bangunan liar, ya mereka (Pemprov)," kata Nani.
Dua hari lalu, Ahok memastikan akan kembali membongkar sejumlah bangunan liar yang saat ini didirikan warga di Kampung Akuarium.
Penggusuran tersebut akan dilakukan sebelum Anies Baswedan, resmi dilantik sebagai gubernur terpilih pada Oktober mendatang.
"Aku sudah bilang Wali Kota, gusur saja. Kasihan Pak Anies nanti kalau enggak digusur. Dia kan janjinya enggak akan menggusur. Kalau sekarang digusur kan enak, bilang saja Ahok yang gusur," ujar Ahok.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK