Rangkul Rasa
Dua Asa

Oleh:

Adi Maulana Ibrahim
Please rotate your device for better experience

Sesaat pintu dibuka, seekor anjing corgi bernama Eci sigap berdiri tepat di hadapan Uke, seorang perempuan paruh baya yang tengah duduk di kursi beroda.

Sudah dua tahun Eci menemani keseharian Uke, selalu sigap berlari dan berdiri tegap setiap kali ada orang asing masuk ke rumah mereka.

"Seolah ingin melindungi saya," kata Uke.

Melihat Eci, saya seperti melihat 'Hachiko' di kehidupan nyata -- seekor anjing yang punya kesetiaan tak terbantahkan. Serta punya kedekatan emosional.

Eci menjadi pelindung, teman, sekaligus keluarga bagi Uke yang merupakan penyandang difabel akibat polio. Eci juga temannya bermain dan berbagi tawa bersama, dan bahkan seolah memahami kesedihan-kesedihannya.

Kehadiran Eci membuat Uke acap menyanyikan lagu "Becak" yang liriknya diganti menjadi Eci.

Perbedaan yang dimiliki Uke tak lantas membatasinya untuk memperlakukan Eci dengan baik. Meski tangannya tak dapat digerakkan, Uke dengan telaten menyiapkan makanan hingga membersihkan kotoran anjing corgi cokelat ini menggunakan kakinya.

Bagi Uke, menyaksikan Eci bertumbuh selama dua tahun ini berhasil membawa warna baru di hidupnya. Ia bahkan mengatakan bahwa Eci adalah bukti sahih bahwa istilah “Love at the first sight” itu benar-benar ada.

Rupanya perasaan itu pun bersambut. Sejak pertama kali melihat Uke di shelter hewan tempatnya bernaung, Eci juga menyambut hangat Uke. Menurut Uke, meski jarang menggonggong, Eci selalu terlihat riang.

Uke menuturkan, kehadiran Eci adalah salah satu alasan terkuatnya untuk selalu bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Karena Eci menjadi teman setia berbagi hari yang tak akan pernah meninggalkannya.