Surat-surat untuk Ahsan / Hendra
Yoppy Rosimin
Untuk Ahsan / Hendra

Saat itu ada kejuaraan, Ahsan masih muda. Terus tim pelatih kami yang ada di Jakarta itu melihat sosok Ahsan. Bersamaan juga dengan Owi. Mereka tertarik.

Kemudian mereka bertemu dengan Ahsan dan Owi, pelatih mereka yang mendampingi, dan juga klub. Kami memberikan opsi untuk bergabung dengan PB Djarum. Mereka juga tertarik. Akhirnya berlanjut bertemu lebih intensif di GOR Djarum Petamburan untuk penjajakan.

Ibaratnya mereka tes. Akhirnya cocok dan diterima. Ahsan dan Owi resmi masuk PB Djarum tidak berbeda jauh, hampir berbarengan.

Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin. CNN Indonesia / Adi Maulana Ibrahim

Kalau saya melihat Ahsan itu sebagai sosok yang memang punya potensi besar, talenta besar. Dia punya kemauan besar untuk jadi bintang bulutangkis. Dari sejak awal sudah kelihatan potensi besarnya.

Dari awal saat Ahsan dan Bona merintis dari bawah menuju elite dunia itu terbilang lancar. Tetapi begitu di Top 10 itu rada tersendat-sendat.

Kemudian Ahsan berpasangan dengan Hendra. Sebenarnya Ahsan dan Hendra sudah sempat berpasangan saat kejuaraan beregu dan hasilnya bagus.

Begitu Ahsan dan Hendra jadi pasangan permanen, saya optimistis. Bukan hanya saya, tetapi juga banyak orang yang mengerti bulutangkis. Ternyata benar, memang kualitasnya bagus banget dua-duanya.

Saat era itu, saya kan juga jadi pengurus di bidang pencarian dana dan sponsor. Ahsan/Hendra itu top levelnya bulutangkis Indonesia saat itu.

Mereka selalu nomor satu. Pada saat bidding pertama sponsor individu. Nomor satu itu Owi/Butet, Ahsan/Hendra, baru yang lain.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Piala Sudirman 2015. Dok. PBSI

Selain itu PB Djarum kan punya tradisi untuk memberikan apresiasi. Jadi Ahsan termasuk jadi orang yang menerima bonus berkali-kali. Paling banyak itu panennya.

Soal kegagalan Ahsan/Hendra di Olimpiade 2016, memang Olimpiade itu misteri. Setelah Olimpiade, mestinya memang mereka sudah berumur.

Sehingga mereka mau mencari suasana baru, cari partner baru. Tetapi setelah beberapa saat ternyata tidak sesukses sebelumnya. Akhirnya ngapain? Daripada cari-cari yang lain, lebih baik menghimpun kekuatan lama lagi agar lebih bersinar dan mereka berhasil.

Menurut saya, Ahsan/Hendra bisa bangkit karena mereka sadar kekuatan mereka. Mereka sadar untuk kembali bersatu.

Ahsan/Hendra itu punya teknik yang tinggi sekali. Sehingga pada saat harus membutuhkan speed and power yang luar biasa di ganda, mereka bisa mengatur itu. Kapan harus kencang, kapan harus defense.

Jadi, kalau nggak punya teknik tinggi enggak akan akan bisa.

Ahsan itu salah satu pemain dengan smash yang arahnya biasa sangat bervariasi. Tidak seperti orang umum, oh bisa ditebak ke kanan, ini ke kiri. Kalau Ahsan, bisa mengubah arah seketika.

Itu yang istimewa dari dia, tekniknya tinggi sekali. Bisa lurus, bisa bengkok. Makanya itu juga mungkin salah satu yang membuat pinggangnya mulai bermasalah setelah berumur.

Coba dulu waktu muda, waduh bisa diminta smash terus. Mulai umur 30-an mungkin mulai terasa. Ahsan mulai mengatur cara mainnya. Turunin bola dulu dan tidak asal smash. Dulu waktu muda kan, wah benar-benar smash maut itu.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Piala Sudirman 2015. Dok. PBSI

Soal smash Ahsan, kelihatannya itu kemampuan dari bawaan lahir. Jadi kalau mau ditiru, ya mungkin bisa tetapi tidak seperti originalnya. Jadi Ahsan punya keistimewaan di situ.

Soal keberhasilan Ahsan/Hendra terus bermain di level kompetitif hingga usia 37 dan 40 tahun, saya kira pemain lain juga bisa mengikutinya. Tinggal soal menjaga diri sehari-hari.

Saya pernah dapat cerita saat mereka punya anak. Kalau anak balita atau umur setahun kan rewelnya tidak bisa diprediksi. Nah para istri mereka itu bisa mengatur. Jangan sampai istirahat suaminya terganggu oleh tangisan bayi di tengah malam.

Jadi penting sekali peran dari istri-istri Ahsan dan Hendra. Istri Ahsan dan istri Hendra itu luar biasa. Karena mereka bisa mengatur dengan baik waktu istirahat suami mereka dengan baik.

Ahsan itu baik sekali terhadap klub. Kalau PB Djarum butuh dirinya untuk membela di kejuaraan, dia selalu siap. Padahal dia sudah pemain top dunia. Partner siapa saja dia juga siap. Untuk kejuaraan beregu atau Superliga, dia selalu siap.

Terus perhatiannya pada pembinaan klub juga sangat besar. Karena dia mengerti ia berasal dari mana dan orang yang mau masuk PB Djarum itu susahnya setengah mati. Jadi Ahsan juga ikut melayani peserta yang hadir dalam audisi. Orangnya juga humble dan sangat perhatian. Itu bawaan dia sehari-hari.

Ahsan/Hendra itu salah satu legendanya ganda putra Indonesia. Jadi juara dunia berkali-kali. Yang belum kan memang Olimpiade untuk Ahsan, tetapi memang itu susah. Secara kualitas teknik, mereka jago banget.

Ahsan/Hendra itu di lapangan juga dihormati oleh banyak pemain ganda dunia. Orang menaruh respek terhadap mereka. Karena sikap mereka baik di lapangan maupun di luar lapangan terjaga dengan baik.