PROPAGANDA ISIS

Mahasiswa Dinilai Paling Rentan Propaganda ISIS

CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 15:20 WIB
Mahasiswa dikenal sebagai kelompok masyarakat paling rentan terhadap kelompok islam radikal.
Propaganda ISIS
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa dinilai sebagai kelompok masyarakat paling rentan terhadap propaganda kelompok Islam radikal "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS). Apalagi, mereka yang gelisah.

"Pikirannya penuh kebuntuan dan melihat kondisi saat ini dirasa tidak ideal bagi dia, maka mereka sangat rentan dengan propaganda ISIS," kata Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Bambang Pranowo di Jakarta, Senin (24/8/2015).

Bambang mengakui, propaganda ISIS memang menarik, meski praktiknya banyak terjadi penyimpangan. Di sisi lain, mahasiswa haus akan informasi dan ilmu sehingga sumber bacaan apa pun bisa mereka jadikan referensi, termasuk dari internet.

Menurut dia, salah satu pencegah efektif adalah penguatan paham Islam moderat, seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun harus meneruskan program pencegahan paham ISIS, tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga di seluruh lapisan masyarakat.

Pakar komunikasi politik Universitas Brawijaya Malang Anang Sujoko berpendapat, orang tua dan sekolah berperan vital melindungi mahasiswa dan pelajar dari propaganda kelompok militan ISIS. "Mereka  harus bersinergi menanamkan ajaran agama yang benar sehingga mahasiswa dan pelajar memiliki dasar kuat membendung paham-paham negatif," tukasnya.

Menurut dia, kini para mahasiswa dan pelajar kritis dalam segala hal, termasuk moral keagamaan karena mereka selalu mencari sumber-sumber baru, misalnya dari internet. "Di sinilah orang tua secara psikologis harus bisa memberikan 'spiritual basic', sementara sekolah  memperdalam melalui program yang disesuaikan dengan kegiatan belajar," ujarnya.

Anang mencontohkan, sekolah bisa menerapkan pengawan berupa kajian rutin dan berkelanjutan. Dengan demikian harus ada kemauan dari sekolah menjalankan program itu demi melindungi mahasiswa dari pengaruh negatif, termasuk propaganda ISIS.

"ISIS itu mempunyai 'silent operation'. Salah satu sarana paling mudah untuk menjangkau sasarannya di seluruh dunia melalui media berbasis internet," tutur dia.

Anang menepis anggapan bahwa mahasiswa yang tertarik bergabung dengan ISIS karena faktor ekonomi. "Saya kira bukan karena faktor ekonomi, tapi karena faktor kekeringan spiritual. Bisa saja akibat pemahaman jihad yang salah atau lainnya," tukasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER