Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana menilai mobilisasi massa yang dikerahkan oleh kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya mengesankan kondisi siaga perang bukan pendidikan politik.
“Ada rententan peristiwa yang membuat kesan kuat Prabowo-Hatta siap perang bukan memberikan pendidikan politik pada massanya,” jelasnya saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (21/08).
Ari menjelaskan rentetan peristiwa itu mulai dari pidato kubu Prabowo-Hatta mengenai langkah politik, dapur umum yang dibuat hingga mobilisasi pasukan jelang keputusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyayangkan tidak adanya pendidikan politik yang dilakukan oleh kubu pasangan nomor satu itu kepada massa. Justru, massa diajak untuk mempersoalkan kembali hasil keputusan sidang PHPU MK dan diajak turun ke jalanan.
“Padahal semestinya, politik membangun semangat politik persatuan dan menghormati keputusan hukum,” ujarnya. “ Nilai-nilai ini tidak diberikan dari paska keputusan MK.”
Ia lantas meminta kepada kubu pasangan kedua belah pihak untuk menginstruksikan kepada massa masing-masing untuk menghormati keputusan hukum Mahkamah Konstitusi nanti siang.
"Keputusan MK sifatnya final dan mengikat," tutupnya.