Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membantah jika dirinya telah diinformaskan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, sehari sebelum pengunduran diri Ahok dari keanggotaan Partai Gerindra. Pernyataan itu disampaikan Hashim untuk memperjelas pemberitaan simpang siur bahwa Hashim setuju Ahok mengundurkan diri karena berbedanya pandangan terkait RUU Pilkada.
Hashim mengaku dirinya baru diinformasikan soal keluarnya Ahok pada Rabu (10/9) atau satu hari pascapengumuman yang dinyatakan Ahok di Balai Kota DKI Jakarta (9/9). “Ahok menyampaikan kepada saya dalam pertemuan hari Rabu, setalah Ahok mengumumkan pengunduran dirinya lewat media massa hari Selasa," ujar Hashim dalam pernyataannya yang disampaikan di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (15/9).
Dalam pernyataannya Hashim menegaskan bahwa perbedaan sikap Ahok dengan Partai Gerindra soal RUU Pilkada tidak memenuhi kaidah berorganisasi. Termasuk soal pengunduran dirinya, Hashim mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan Ahok karena memangkas jalur organisasi dan lebih memilih untuk meyatakan di hadapan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika tidak setuju dengan partai, terbuka ruang untuk membicarakannya, membahas langsung dengan DPP dan Dewan Pembina. Apabila tidak setuju dan mau mengundurkan diri maka sampaikan langsung kepada Ketua Dewan Pembina, bukan melalui pos, kurir atau menyatakan di depan publik melalui media massa,” kata Hashim.
Bukan hanya soal pengunduran diri, Hashim menegaskan, bahwa Ahok tidak bisa lupa bahwa dirinya memiliki posisis seperti saat ini atas jasa Partai Gerindra. Jika kemudian hal itu disanggah, Hashim meragukan ketulusan Ahok dalam mengurus Jakarta melalui posisi yang dimilikinya saat ini.
"Ini membuat segala keraguan mengenai ketulusan serta dasar kejuangannya pada proses pencalonannya saat itu membuat saya menjadi orang terakhir yang menyetujuinya menjadi calon Partai Gerindra terbukti,” papar Hashim.