Jakarta, CNN Indonesia -- Nama calon-calon menteri Joko Widodo kembali hangat diperbincangkan setelah Jokowi semalam batal mengumumkan kabinet. Sejumlah partai politik pengusung Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 2014 menyatakan mereka memiliki jatah kursi menteri. PDIP dan Nasdem menyebut Jokowi masih membutuhkan waktu untuk memilih-milih calon menterinya.
Wiranto adalah salah satu tokoh yang disebut menjadi calon menteri Jokowi. Nama Ketua Umum Hanura itu tertera dalam salah satu versi daftar calon menteri yang beredar luas di publik. Menanggapi hal itu, Partai Hanura menyatakan Wiranto layak bergabung dalam kabinet Jokowi-JK. Pengalaman Wiranto menurut Hanura bahkan cukup untuk membuatnya menduduki kursi menteri koordinator.
“Beliau (Wiranto) masih kompeten, sehat, dan punya pengalaman memadai. Integritasnya juga baik,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Yuddy Chrisnandi kepada CNN Indonesia, Kamis (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuddi mengatakan, Wiranto punya pengalaman di pemerintahan. Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, Wiranto menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Sementara di akhir masa pemerintahan Soeharto dan B.J. Habibie, ia duduk sebagai Menteri Pertahanan.
Meski demikian, ujar Yuddy, semua keputusan mengenai menteri berada di tangan Jokowi sebagai presiden, dan bergantung pula pada kesediaan Wiranto untuk menjadi menteri atau tidak.
“Kita belum tahu apakah presiden memerlukan kehadiran Pak Wiranto di kabinet. Kemudian apakah Pak Wiranto berkenan untuk bergabung? Tergantung dua faktor itu,” kata Yuddy.
Yuddy sendiri menjadi salah satu kandidat kuat menteri Jokowi. Ia telah dipanggil Jokowi ke Istana, Selasa (21/10), tak lama sesudah kedatangan mantan Kepala Badan Intelijen Negara A.M. Hendropriyono dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat TNI Ryamizard Ryacudu.
Anggota DPR periode 2004-2009 itu siap membantu Jokowi. “Kehormatan (bila saya) membantu tugas pemerintah ke depan,” kata Yuddy.
Selama kampanye Pemilu Presiden 2014, Yuddy masuk ke dalam Kelompok Kerja Tim Transisi Jokowi-JK. Ketika duduk di DPR 2004-2009, ia menjabat sebagai anggota Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, serta komunikasi dan informatika.
Sebelum bergabung dengan Hanura, Yuddy berkiprah di Partai Golkar bersama Jusuf Kalla. “Kami sudah saling mengenal. Mereka (Jokowi-JK) tahu (posisi) yang tepat untuk saya,” kata Yuddy.