Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono tak tahu polisi menyisir Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Rabu pagi (3/11). Namun Agung menduga ada unsur politis di balik penyisiran itu.
“Saya tidak tahu ada penyisiran. Tapi dalam urusan politik, itu biasa. Itu pasti politis,” kata Agung kepada CNN Indonesia.
Meski demikian Agung tak mau menjelaskan lebih jauh soal tudingan politis itu. “Politik memang begitu. Tak usah dibahas,” kata mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agung, penyisiran polisi di Kantor Golkar tak berpengaruh terhadap dia dan kubunya. Dia akan tetap datang ke kantor DPP Golkar bila diperlukan. “Saya mungkin datang ke DPP, mungkin tidak. Biasa saja,” kata dia.
Agung, Selasa kemarin (2/12), dipecat oleh Musyawarah Nasional IX Golkar di Bali. Selain Agung, ada delapan orang lainnya yang dipecat. Mereka semua masuk kubu Agung, dan mayoritas merupakan anggota Presidium Penyelamat Golkar.
Agung dan gerbongnya dianggap melakukan tindakan inkonstitusional yang berpotensi memecah-belah partai, dengan membentuk Presidium Penyelamat Golkar. Presidium, menurut Ical, sebuah upaya kudeta terhadap dia.
Sementara anggota Presidium Penyelamat Golkar lainnya, Agun Gunandjar Sudarsa, juga tidak tahu Kantor Golkar disisir dan digeledah oleh aparat kepolisian. “Kami (Presidium) sedang menyelidiki maksud dan tujuannya,” ujarnya.
Kantor DPP Golkar sepekan terakhir ini ‘dikuasai’ oleh kubu Agung. Hampir setiap hari mereka menggelar rapat di kantor tersebut.
Soal penyisiran di Kantor Golkar, Kepala Bagian Operasi Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Yossie P. Priambodo mengatakan timnya sedang berpatroli untuk mencari benda-benda berbahaya.
“Patroli jalan kaki. Tujuannya memang di sekitar kantor DPP Golkar,” ujar Yossie.
Lingkungan di sekitar Kantor Golkar, kata Yossie, termasuk salah satu kawasan rawan di Jakarta Barat.