Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pendidikan se-Jawa Timur menolak penghentian kurikulum 2013 di sekolah-sekolah mereka karena merasa sarana dan prasarana yang dimiliki sudah siap untuk tetap menjalankan kurikulum tersebut.
Menanggapi keadaan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menyatakan akan tetap pada keputusan penghentian kurikulum 2013, di sekolah yang baru menjalani kurikulum tersebut selama satu semester. Terkait kesiapan sekolah-sekolah itu pun, Anies mengaku sudah menerima surat penolakan dari mereka.
"Tidak apa-apa, kita terima suratnya tapi keputusan kita tetap," kata Anies saat ditemui wartawan di depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (12/12) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anies, penolakan yang terjadi sering didasari alasan sudah dipesannya maupun sudah tersedianya buku kurikulum 2013 di sekolah-sekolah tersebut. "Kita harus perhatikan masalahnya ada pada anak dan guru. Bukan soal cetak mencetak (buku)," ujar Anies.
Dia pun menilai, jangan sampai kurikulum 2013 tetap berjalan hanya karena urusan cetak-mencetak buku. Padahal, masih banyak kondisi guru-guru yang belum siap untuk menjalankan kurikulum 2013.
Masalah penyediaan buku yang dinilai sudah terlanjur dipesan pun, dikatakan Anies, harusnya tidak dijadikan soal. Lantaran, pemerintah sudah mengeluarkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk penyediaan buku tersebut.
"Semua kontrak harus ditunaikan. Yang sudah mencetak bukunya, kirim ke sekolah. Sekolah harus menerima dan harus membayar buku sesuai buku yang diterima," kata penggagas Indonesia Mengajar itu.
Untuk mengatasi sekolah yang tidak mau membayar buku yang sudah dipesan, Anies menyebut, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Dinas Pendidikan setempat. Surat itu berisi daftar sekolah yang sudah menerima buku tapi belum mau membayar. "Jangan rugikan pencetak (buku) juga, kan sudah ada kontrak. Kontrak itu harus dihormati," kata Anies.
Lebih lanjut, dia pun pun menyatakan, buku-buku itu bisa dimanfaatkan di perpustakaan terlebih dahulu sampai guru benar-benar siap dan kurikulum 2013 bisa berjalan sepenuhnya. "Persoalan ini yang bikin rumit guru dan murid," pungkasnya.