Banda Aceh, CNN Indonesia -- Sebagai orang yang pernah berpangkat tinggi di Gerakan Aceh Merdeka, Muzakir Manaf dikenal sebagai pemimpin yang senang turun langsung ke lapangan untuk mengarahkan anggotanya. Namun kini, pria yang akrab dengan sapaan Muallem ini, harus memimpin rakyat Aceh dari balik meja birokrasi.
Di sisa dua tahun masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur Aceh, Mualim mengaku sudah membuka hubungan dengan beberapa negara. Selasa pekan lalu, dalam wawancaranya dengan jurnalis CNN Indonesia Megiza, ia mengatakamembuka kesempatan kepada negara luar untuk langsung turun tangan memberikan dukungannya ke Aceh dan juga bertukar ide, dari pada menerima bantuan berupa dana segar. Sedangkan untuk pemerintah pusat di Jakarta, Mualim menyatakan akan menunggu bukti janji dukungan pemerintah. Berikut wawancaranya.
Dua tahun menjabat sebagai Wakil Gubernur,
apakah ada pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya?Ya saya rasa iya ada. Mungkin lebih kurang ada beberapa yang tertinggal. Tapi kan ini berupa hibah ya, jadi kami tak bisa untuk memaksakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekerjaan rumah dalam hal Infrastruktur, apa lagi?Mungkin sedikit banyak masih belum terpenuhi. Kalau dipresentase, masih 20-35% sisanya (dari pemerintahan sebelumnya).
10 tahun pasca tsunami, apakah masih ada negara-negara pendonor yang masih berhubungan dengan Aceh?Saya rasa seperti Jepang, USAID, Jerman, mereka masih bantu kepada masalah pendidikan dan pembangunan jalan.
Bentuk dukungannya seperti apa?Mereka bukan lagi
support dana. Mereka kerjakan sendiri untuk pembangunan jalan di Aceh Barat dan pendidikan.
Setelah ini, apakah Aceh mau bekerja sama dengan negara lain?Ya pasti. Tergantung permohonan. Bisa di bidang investasi, penanaman modal, dan sebagainya. Kami jelas terus membuka kerja sama.
Iklim investasi di Aceh pasca tsunami saat ini seperti apa?Ya, sedikit banyak ada yang menarik. Seperti sektor pembangkit tenaga listrik dan juga infrastruktur.
Ada target kerjasama dengan negara tertentu?Kami menunggu saja,
welcome kalau ada negara yang ingin bekerjasama.
Sebagai negara tetangga, apakah Malaysia dan Singapura masih support?Ya, masih. Tapi Singapura lebih, mungkin dia orang lebih ke bertukar pikiran dan ide-ide yang patut kita contoh.
Bentuk bantuan pemerintah pusat selama 10 tahun seperti ini, dukungannya seperti apa?Kalau
support dari pemerintah pusat hanya reguler saja (lewat Anggaran Pendapatan Belanja Aceh).
Jadi Aceh lebih banyak disupport oleh luar negeri?Ya kalau dari luar negeri untuk bantu uang saya rasa tidak juga. Mereka bantu hanya dengan tujuan langsung ke lapangan, apakah itu ke (pembangunan) jalan atau pendidikan.
Ada rencana pembangunan ke depan, di sisa masa jabatan?Normal (masa jabatan) dua tahun lagi. Ya, pembangunan kalau kami lihat ingin membangun terus. Kami kemarin ketemu Menteri Perhubungan, minta difasilitasi dalam bentuk semua kelengkapan pelabuhan, seperti
crane dan lain sebagainya. Tanggapannya cukup bagus, untuk saat ini mereka mengatakan begitu (janji membantu). Tapi tengok dulu,
lah. Mudah-mudahan ada apa yang dia katakan. Dikatakannya kan butuh waktu.
Bangunan-bangunan yang dibuat sebagai bentuk antisipasi tsunami, seperti escape building terlihat tak dirawat,
apakah pemerintah Aceh punya kewajiban untuk menjaga bangunan-bangunan tersebut?Itu kewenangan pusat untuk merawat dan lain sebagainya. Buat sementara ini masih kewenangan pusat, belum diserahkan kepada kami.
Apakah ada pembangunan lain yang saat ini dilakukan oleh Aceh?Kereta api dan pelabuhan. Sektor perikanan juga ada. Tempo hari ada lawatan ke sekolah pelayaran di Krueng Raya.