Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan SAR Nasional FH Bambang Soelistyo menyatakan, kuat dugaan rekaman pembicaraan di kokpit (
Cockpit Voice Recorder/CVR) berada tak jauh dari serpihan ekor pesawat AirAsia QZ8501.
Pasalnya, CVR dan rekaman data penerbangan (
Flight Data Recorder/FDR) tersimpan berdampingan di bagian belakang pesawat. Terbukti FDR yang sudah ditemukan berada di lokasi tak jauh dari ditemukannya ekor pesawat.
Saat ini tim terus mencari CVR. "Dua barang ini (CVR dan FDR) biasanya tersimpan berdampingan," kata Soelistyo, Senin (12/1), di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belum bisa memastikan lokasi CVR, Soelistyo memperkirakan benda itu tak jauh dari lokasi ditemukannya FDR.
Kotak hitam terdiri dari dua bagian, FDR dan CVR. Jika FDR memuat data penerbangan, CVR memuat percakapan pilot dengan kopilot di kokpit pesawat.
FDR berhasil ditemukan dan diangkat tim penyelam TNI Angkatan Laut pagi tadi. Saat ini tim terus mencari VCR di area prioritas dua selain tetap mencari jenazah para korban.
Meski bernama kota hitam, FDR dan CVR sesungguhnya berwarna oranye. Disebut kotak hitam, menurut Soelistyo, karena hitam dikonotasikan dengan sesuatu yang buruk. Jika pesawat dalam kondisi baik, kotak hitam tidak akan digunakan dan tersimpan di bagian belakang pesawat.
"Makanya disebut
black box karena '
black' disini berarti sinyal atau pertanda buruk," kata Soelistyo
(sur/agk)