PENCEGAHAN PENYAKIT

Dianggap Sepele, Kusta Kerap Luput dari Deteksi

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jan 2015 00:05 WIB
Ketua Komite Ahli Eliminasi Kusta Dan Eradikasi Frambusia Hariadi Wibisono berpendapat kusta kerap disangka panu sehingga penderitanya luput dari deteksi.
Ilustrasi Pe
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Ahli Eliminasi Kusta Dan Eradikasi Frambusia Hariadi Wibisono berpendapat penyakit kusta kerap disangka panu sehingga penderitanya luput terdeteksi pemerintah.

"Sekilas mirip panu. Bedanya, panu ada unsur gatalnya, sementara kusta mati rasa," kata Hariadi saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (16/1).

Berdasarkan dataKemenkes, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus baru kusta pada 2012 dengan 18.994 kasus baru kusta di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, 14 provinsi di Indonesia masih memiliki jumlah kasus kusta yang terbilang tinggi, seperti diantaranya Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

Tahap awal kusta biasanya berupa becak putih atau bercak kemerahan yang tidak menyebabkan penderitanya merasa gatal atau sakit. Penderitanya akan merasa mati rasa sehingga terkadang abai memeriksakannya ke dokter.

Pada tahap lanjut, penderitanya bisa mengalami kecacatan. "Karena mati rasa, ketika penderitanya menginjak paku sampai berdarah atau terkena api, ia tetap tidak akan merasakan apa-apa," kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Sigit Priohutomo.

Beberapa penderita bahkan bisa mengalami kebutaan karena mata tidak bisa menutup. Di bagian tangan, bisa putus tanpa rasa sakit serta menyebabkan jari kiting atau melekat.

Sigit mengatakan banyak penderita yang terlambat memeriksakan dirinya. "Ketika datang, sudah cacat. Namun, mereka tetap bisa diobati. Hanya, kecacatannya akan tetap ada," kata Sigit. Padahal, menurut Sigit, kusta dapat diobati tanpa meninggalkan kecacatan bila ditangani sejak dini.

Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya.

Penularan kusta melalui pernapasan dan biasanya pada orang yang kontak lama dengan penderita. Biasanya, pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat.

Hariadi menjelaskan kusta dapat diobati dengan obat kombinasi, yaitu pengobatan dengan lebih dari satu macam obat yang sudah direkomendasikan. "Sementara, imunisasi BCG pada bayi dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena kusta," katanya.

Menurut Hariadi, masyarakat tidak perlu takut pada penderita kusta. Ia menjelaskan kontak dengan penderita kusta tidak langsung membuat seseorang tertular kusta. "Secara statistik, hanya lima persen saja yang akan tertular," kata Hariadi.

Ia menuturkan, dari 100 orang yang mengalami kontak dengan penderita kusta, 95 di antaranya tetap sehat. Hanya tiga orang yang tertular dan sembuh sendiri tanpa obat. Sedangkan dua orang lainnya sakit dan perlu pengobatan. (utd/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER