KUOTA HAJI

Kuota Haji 2015 Tak Bisa Ditambah, Tetap 168.800 Orang

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Selasa, 20 Jan 2015 12:57 WIB
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek setuju dengan tidak adanya penambahan kuota karena terkait dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas.
Kaum muslim memutari Kabah. REUTERS/Muhammad Hamed
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menetapkan kuota peserta ibadah haji sama dengan tahun 2014, yaitu sebanyak 168.800 orang. Sejauh ini, persiapan untuk ibadah haji tahun 2015 tengah dipersiapkan.

"Kuota tidak bisa ditambah, yaitu tetap 168.800 orang. Hal ini dikarenakan adanya perluasan Masjid al-Haram di Mekah dan Masjid al-Nabawi di Madinah," kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Selasa (20/1).

Ia mengatakan setuju dengan tidak adanya penambahan kuota. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, yang pergi haji adalah orang-orang yang umurnya sudah agak tua sehingga berisiko tinggi. “Jadi, kami sebagai tenaga kesehatan tentu kewalahan (kalau ada penambahan kuota)," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nila menuturkan pihaknya tengah mempersiapkan fasilitas kesehatan bagi para calon jemaah haji. "Kami siapkan balai pengobatan, kami yang akan mengatasi keadaan darurat. Tapi kalau perlu dirujuk, akan kami rujuk ke RS di Arab Saudi dan gratis karena mereka sudah punya asuransi," katanya lagi.

Adapun berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, masalah jantung masih menjadi penyakit yang banyak diderita jemaah haji. Soal kesehatan para jemaah haji, Nila menekankan, "Jemaah haji merupakaan tanggung jawab Arab Saudi."

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan penerimaan jemaah haji tetap akan melalui Sistem Informasi dan Komunikasi Haji Terintegrasi (Siskohat). "Kami akan lalukan seleksi ketat. Calon jemaah haji yang belum pernah berangkat haji akan jadi prioritas," kata Lukman.

Lukman menjelaskan seleksi tersebut bukan hanya berdasarkan kemampuan calon jemaah haji secara finansial, tetapi juga kesehatan. "Orang-orang yang mengidap penyakit berisiko tinggi tidak dimungkinkan berangkat haji. Orang-orang seperti inilah yang tidak berkewajiban menunaikan ibadah haji karena dia tidak berkemampuan," kata Lukman menjelaskan.

Lukman mengatakan akan segera meminta pendapat ahli medis serta ulama terkait calon jemaah haji yang mungkin diberangkatkan dan yang tidak mungkin. "Dalam beberapa bulan ke depan akan kami lakukan itu," katanya. (obs)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER