Jakarta Tak Aman, Kriminolog Beri Tips untuk Warga

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Kamis, 29 Jan 2015 10:10 WIB
Jakarta berada di peringkat teratas kota paling tak aman sejagat berdasarkan survei Economist Intelligence Unit. Warga harus lebih aktif menghindari kejahatan.
Sejumlah kendaraan melintas di dekat pembangunan proyek MRT di Jalan MH Thamrin, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Jakarta sebaiknya waspada. Survei Economist Intelligence Unit menempatkan ibu kota RI itu sebagai kota paling tak aman sejagat. Survei tersebut meneliti 50 kota di dunia dengan memasukkan 40 indikator kuantitatif dan kualitatif. (Baca Survei: Jakarta Kota Paling Tak Aman Sejagat)

Berdasarkan data yang dihimpun CNN Indonesia, angka kriminalitas di Jakarta cukup tinggi. Pada 2014, tercatat ada 48.503 kasus pidana yang terjadi di kota ini. Sementara pada 2013, jumlahnya lebih banyak lagi yakni 51.444 kasus.

Kriminolog Universitas Indonesia, Ferdinand T. Andi Lolo, berpendapat masalah keamanan kota bukan hanya tanggung jawab kepolisian, melainkan juga pemerintah daerah dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pakai akal sehat secara sederhana. Misalnya ketika kita sedang jalan, berjalanlah di tempat dengan penerangan memadai,” kata Ferdinand kepada CNN Indonesia, Rabu malam (28/1).

Bila fasilitas penerangan minim, warga harus pro-aktif menelepon dinas terkait untuk menambah fasilitas penerangan.

Begitu pula jika ada fasilitas lain yang kurang memadai atau justru tidak ada di Jakarta. "Kalau kurang jembatan penyeberangan, masyarakat harusnya bisa menghubungi dinas terkait. Ini salah satu cara melawan kejahatan: arus ada partisipasi dari masyarakat," kata Ferdinand.

Bila aduan tersebut masih kurang efektif dan tak ditindaklanjuti pihak terkait, Ferdinand menyarankan agar masyarakat memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan aspirasi.

"Bila ada hal yang meresahkan, bisa diadukan lewat media sosial. Sekarang ini para pengambil kebijakan melirik media sosial untuk melihat realitas," kata Ferdinand. Pasalnya, celotehan warga di medsos dinilai lebih jujur.

Apabila menemukan ‘sarang’ orang-orang yang meresahkan, warga juga diminta untuk melaporkannya secara langsung ataupun tak langsung lewat medium media sosial itu.

Ferdinand juga mengingatkan, penggunaan alat-alat tertentu untuk melindungi diri dari kejahatan harus diimbangi dengan kemampuan untuk menggunakannya. “Misalnya jika bawa penyemprot merica, perlu kemampuan khusus untuk menggunakannya. Jangan sampai malah terkena diri sendiri," kata dia.

Namun penyemprot merica dinilai tidak efektif apabila pelaku kejahatan berkomplot. “Penjahat jarang kerja sendiri. Maka dibutuhkan pula peningkatan kehadiran aparat penegak hukum untuk bisa mengurangi niat jahat,” ujar Ferdinand.

Survei Economist Intelligence Unit menunjukkan  Jakarta, Tehran, Ho Chi Minh, Johannesburg, Riyadh, Kota Meksiko, Mumbai, Moskow, Delhi, dan Istanbul sebagai 10 kota paling tidak aman di dunia. Sementara Tokyo, Singapura, Osaka, Stockholm, Amsterdam, Sydney, Zurich, Toronto, Melbourne, dan New York diberi predikat sebagai 10 kota teraman di dunia. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER