Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti mengkritik penjualan cokelat yang berbonus kondom menjelang Hari Valentine. Penjualan itu bisa dianggap sebagai rayuan untuk melakukan hubungan seksual pada tanggal 14 Februari.
"Penjualan paket itu membingungkan. Kondom adalah konsumsi orang dewasa, sementara cokelat untuk segala usia. Ini beredar saat Valentine," kata Maria saat konferensi pers di Gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (10/2).
Menurut Maria, penjualan cokelat berbonus kondom dapat mengarahkan anak membenarkan melakukan hubungan seksual saat Valentine. Bahkan Hari Valentine memang telah identik dengan melakukan hubungan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maria mengaku banyak mendapat cerita dari anak-anak mengenai itu. "Siswa biasanya melakukan konsultasi dengan kami. Ternyata ditemukan banyak kasus bahwa pada hari itu banyak anak yang melepaskan keperawanannya, baik itu perempuan maupun laki," ujar Maria.
Senada dengan Maria, Direktur Eksekutif Domain Name Server (DNS) Nawala M. Yamin mengatakan juga menemukan hal serupa. "Terkadang penjual tidak menawarkan cokelat itu, tetapi anak-anak di bawah umur memaksa," kata Yamin.
Maria menjelaskan, hal tersebut terus berulang setiap tahun. Untuk itu KPAI meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Kementerian Kesehatan untuk menarik peredaran cokelat tersebut.
"Saya tidak menolak Valentine, tetapi yang saya fokuskan adalah apakah ketika ada hari itu, hak-hak anak jadi terancam. Dan faktanya di hari itu banyak 'penunggangan-penunggangan' soal cinta, kasih sayang, dan hubungan seksual," katanya.
(rdk/obs)