Printer dan Software Produk Paling Banyak Dipalsukan

Pratomoyudha | CNN Indonesia
Rabu, 25 Feb 2015 13:01 WIB
Survei Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan merilis tinta printer dan perangkat lunak komputer menjadi produk yang paling banyak "dibajak".
Pemusnahan produk palsu oleh otoritas Filipina. (REUTERS/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga nonprofit Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) merilis hasil survey terbaru mengenai produk yang paling banyak dipalsukan. Hasilnya, tinta printer dan perangkat lunak komputer menjadi produk yang paling banyak "dibajak".

Menurut Justisiari P. Kusumah, Sekjen MIAP, perangkat lunak dan tinta printer memang produk yang banyak dipalsukan. Pasalnya, kedua produk ini terbilang cukup mudah untuk dibajak.

"Sangat mudah. Contohnya software, hanya dengan alat bernama stamper software ini bisa digandakan," kata Justisiari dalam konferensi pers MIAP di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Rabu (25/2).

Ia juga menambahkan bahwa produk palsu khususnya software dan tinta printer tersebut lebih banyak berasal dari kota besar di Indonesia sendiri seperti Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Justisari, Ajun Komisaris Besar Rusharyanto dari Bareskrim Mabes Polri mengatakan bahwa memang komoditas tersebut sangat banyak dipalsukan di Indonesia. Kendati tidak menyebutkan angka pasti, Rusharyanto memastikan bahwa pemalsuan komoditas tersebut memang sangat tinggi.

"Itu jumlahnya sangat banyak sekali," ucap Rusharyanto di sela sela acara konferensi pers MIAP.

Ia menambahkan pelaku, baik itu produsen ataupun pengguna komoditas palsu yang diperuntukkan mendapat keuntungan, dapat dikenakan hukuman pidana maupun administrasi.

"Produsen maupun pengguna yang menggunakan produk palsu untuk keuntungan bisa dijerat dengan pidana maupun adminsitrasi. Undang undang perlindugan konsumen, undang undang perindustrian dan undang undang merek," lanjutnya.

Sebelumnya, MIAP merilis hasil penelitian mengenai komoditas atau produk yang paling banyak dipalsukan di Indonesia. Tercatat ada sebanyak 7 komoditas, yaitu perangkat lunak, kosmetika, farmasi (obat-obatan), pakaian, barang kulit (tas, dompet, dll), makanan dan minuman, serta tinta printer.

Bahkan pada kerugian negara secara finansial dapat bertambah hingga Rp 65,1 Triliun karena produk palsu yang beredar di masyarakat. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER