Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Angket DPRD DKI, Mohammad Sangaji mengatakan dirinya kagum dengan karena sistem
e-Budgeting yang dirancang oleh konsultan independen diberikan secara gratis kepada Pemprov DKI Jakarta. Pria yang kerap disapa Ongen ini menuturkan hal tersebut cukup mengejutkan karena menurutnya cukup aneh bila sistem pengelolaan anggaran bisa diberikan secara cuma-cuma.
"Tadi katanya sistemnya gratis, itu luar biasa. Setahu saya sistem itu tidak mungkin gratis," kata Ongen di Gedung DPRD, Jakarta, Rabu (11/3).
Ongen juga menyampaikan akan menelusuri informasi yang diperoleh hari ini terutama soal keberadaan tim penyusun
e-Budgeting. Dari informasi yang diperoleh Ongen, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki tim konsultan sebanyak 20 orang yang menyusun
e-Budgeting ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pernyataan ini dibantah oleh konsultan IT
e-Budgeting Pemprov DKI Jakarta, Gagat Wahono. Menurut penjelasan Gagat, ia hanya bekerja bersama empat orang rekan. Gagat mengaku kepada Ongen tidak mengetahui 20 orang yang tergabung menyusun e-budgeting tersebut.
"Yang benar siapa, Pak Gagat apa Pak Gubernur, ini akan kami selidiki kembali," kata politisi Hanura ini.
Selain itu, kata Ongen, pihak tim angket juga akan meminta kepada Gagat untuk menyerahkan salinan kontrak kerja dan honor yang diterimanya sebagai konsultan. Data ini dinilai penting, katanya, karena bisa menilai keabsahan diri Gagat sebagai konsultan Pemprov DKI Jakarta.
Sebelumnya, Rabu siang ini tim angket memanggil konsultan IT
e-Budgeting Pemprov DKI Jakarta untuk dimintai keterangan seputar penggunaan e-Budgeting dalam penyusunan APBD DKI 2015. Dalam pertemuan tersebut, Gagat dicecar pertanyaan soal latar belakang dan legalitas dirinya sebagai konsultan.
(utd)