Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyatakan pihaknya tidak menerima laporan kecurangan terkait Ujian Nasional Computer Based Test (UNCBT).
"Meski ada kendala, namun UNCBT relatif lancar dan aman serta tidak dilaporkan sama sekali ada kecurangan. Mungkin karena variasi soal yang mencapai ribuan," kata Retno saat konferensi pers di gedung YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).
Laporan yang masuk hanya terkait sarana, prasarana, terutama kemampuan membaca gambar dari masing-masing komputer berbeda sehingga ada komputer yang tidak bisa menampilkan gambar dari suatu soal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu daerah melaporkan UNCBT-nya diganti tes manual karena adanya kendala listrik dan jaringan," kata Retno.
Dia juga mengatakan sekolah ternyata membutuhkan waktu rata-rata kurang dari 100 menit untuk menyelesaikan UNCBT, padahal waktu yang disediakan adalah 120 menit.
Menurut laporan para pengawas, hal ini dikarenakan para siswa yang mengikuti UNCBT tidak perlu mengisi identitas diri. Selain itu, mereka juga tidak perlu mengarsir jawaban.
Namun, FSGI mencatat beberapa siswa mengirimkan pertanyaan ke posko pengaduan FSGI seputar fungsi UN 2015. Misalnya, ada siswa yang minta penegasan apakah hasil UN akan dijadikan salah satu penentu masuk ke PTN.
Beberapa siswa juga bertanya apakah nilai UN harus minimal 5,5 dan jika tidak mencapai itu apakah harus mengulang tahun depan. Karenanya, pemerintah dianggap kurang maksimal melakukan sosialisasi UN 2015.
Ke depannya, pihak FSGI menyatakan UNCBT bagus untuk terus dilaksanakan ke depannya karena dapat menekan tingkat kecurangan. Hanya saja, pemerintah disarankan untuk lebih berhati-hati pada peretas.
(meg)