Jakarta, CNN Indonesia -- Pada sebuah jalur sepeda di DenHaag, plang dengan bahasa Belanda, tertulis 'Munir Said Thalib 1965-2004, Pejuang Hak Asasi Manusia Indonesia'. Tapi, tak ada perwakilan dari pemerintah kala jalan itu diresmikan.
Munirpad, sebuah nama jalan sepeda di Belanda, telah diresmikan oleh Walikota Den Haag Joziaas van Aartsen pada Selasa (14/4) sore waktu setempat.
Namun, dalam peresmian nama jalan pada saat itu, tidak ada satu pun perwakilan resmi dari Pemerintah Indonesia yang hadir di Kota Den Haag.
(Baca juga: Jalan Munir di Belanda Bisa Gaet Wisatawan Indonesia)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun Pemerintah tidak hadir, namun peresmian jalan yang menggunakan nama pejuang Hak Asasi Manusia asal Indonesia tersebut mengundang beberapa tokoh terkemuka dari Indonesia.
Hendardi dan Rachland Nasidik selaku mantan Tim Pencari Fakta kasus Munir, mantan anggota DPR RI Nursyahbani Katjasungkana dan istri Munir, Suciwati, diketahui hadir dalam peresmian tersebut.
Dalam pidato pembukaannya, Suciwati menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah Belanda karena telah bersedia menamakan jalan sepeda di Den Haag dengan nama suaminya.
Akan tetapi, Suciwati juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Indonesia yang justru dipandang tidak menghargai jasa-jasa Munir sampai saat ini.
"Saya yakin apresiasi ini pasti tidak sembarangan, nama Munir ada disini karena apa yang dia lakukan. Sayangnya bukan di tanah airnya sendiri, bukan di negeri tempat ia lahir dan dibesarkan bersama orang-orang lain yang mengaku sebangsa," ujar Suciwati seperti keterangannya yang diterima CNN Indonesia, Rabu (15/4).
Sebuah plang berwarna biru itu tertulis 'Munir Said Thalib 1965-2004, Indonesische voorvechter van de bescherming de rechten van de mens, yang diterjemahkan dengan Munir Said Thalib 1965-2004, Pejuang Hak Asasi Manusia Indonesia.
(Baca juga: Tonggak Nama Munir Berdiri di Den Haag)Sebelum peresmian nama jalan dilakukan, pada Senin (13/4) lalu, Direktur Amnesty Internasional Belanda, Eduard Nazarzki, juga meresmikan Kamar Munir sebagai salah satu ruang pertemuan di kantor Amnesty Internasional.
Pada satu sisi ruang Munir tersebut terpampang foto Munir dan sebuah kalimat Munir dalam bahasa Inggris, Belanda, dan Indonesia yang berbunyi 'Jangan takut akan perasaan takut diri sendiri, karena perasaan takut kita dapat menghilangkan akal pikiran sehat kita.'
(meg)