Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah yang dialami etnis Rohingya di Myanmar tak lagi jadi masalah negara lain. Indonesia kini terkena dampak dari masalah yang kerap dikaitkan dengan konflik antara Buddha dan Islam tersebut.
Majelis Buddhayana Indonesia mengatakan dampak itu sudah benar-benar dirasakan di tanah air. Mereka mengalami sejumlah teror sejak kasus Rohingya mencuat. "Beberapa tahun yang lalu biku kami di Imigrasi Jawa Tengah digebuki orang ramai-ramai. Katanya, 'Ini umat Buddha yang menyebabkan Rohingya mengungsi'," kata Upasaka Pandita Sugianto Sulaiman di kawasan Menteng, Jakarta.
Belum lagi munculnya teror-teror lain. Sugianto mencontohkan kejadian teror bom Wihara Ekayana beberapa waktu lalu, atau perintah penutupan Wihara di Medan. "Ada ancaman dari beberapa kelompok garis keras di Medan, Wihara Borobudur didemo. Kami diminta menutup Vihara itu," ujar Sugianto. Sementara di Padang, "Kami diminta otoritas setempat untuk tidak melakukan kegiatan karena mereka tidak dapat menjamin keamanan kami."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhirnya umat Buddha di beberapa daerah di Indonesia pun merasa menjadi korban. "Awalnya isu Rohingya dipandang umat Buddha di Indonesia sebagai hal yang mengerikan bagi kami karena dikaitkan dengan penzaliman agama Buddha terhadap negara lain. Tapi saya merasa kenapa akhirnya kami yang jadi korban," ucap Sugianto.
Sugianto pun merasa terusik dengan pemberitaan di salah satu media saat ini yang mengangkat kembali tentang Ashin Wirathu, biku radikal antimuslim asal Myanmar. Hal itu dinilai memperkeruh suasana.
"Pemberitaan tentang Biku Wirathu itu memancing. Dia dianggap sebagai pemuka agama Buddha yang melakukan teror dan kekejaman. Tapi itu kan bukan urusan Indonesia. Urusannya sekarang bagaimana menangani pengungsi yang datang ke sini. Jangan sampai isu (Biku Wirathu) itu diangkat kembali," ujar Sugianto.
(Baca juga: Melihat Nasi dan Lauk, Warga Rohingya Menangis)Umat Buddha juga meminta agar permasalahan pengungsi Rohingya yang kini sedang berada di Indonesia tidak lagi dikaitkan dengan isu keagamaan. "Ini ekses yang menimpa kami. Kami mengharapkan pemerintah bersikap tegas. Jangan isu luar negeri yang tidak kami tahu, tiba-tiba kami yang harus menerima penderitaan ini. Kami setuju ini bukan urusan agama," tegas Sugianto.
Ia mengatakan umat Buddha di Indonesia tak menganggap persoalan Rohingya sebagai permasalahan agama. Buktinya umat Buddha ikut membantu para pengungsi Rohingya yang kini berada di Aceh. "Kami ikut memberikan bantuan. Di Langkat, Sumatera Utara, Pangkalan Susu. Tidak ada kejadian di negara ini yang umat Buddha-nya tidak berkontribusi," kata Sugianto.
Atas ketidaknyamanan yang dirasakan umat Buddha di Indonesia terkait kasus Rohingya ini, mereka pun meminta perlindungan dari pemerintah. Apalagi sebentar lagi mereka akan memperingati Hari Raya Waisak. Umat Buddha tak mau jadi korban atas perbuatan yang tidak mereka lakukan.
"Semua Wihara di Indonesia was-was. Bagaimana pengamanan Waisak, apa boleh kami menggelar upacara waisak. Kami sangat mengharapkan aparat bisa menjamin keamanan kami beribadah," ujar Sugianto.
Baca juga:
Myanmar Sepakat Tanggulangi Eksodus Ribuan Imigran Rohingya (sip)