Kemudahan Menyeberang Lintas Negara di Perbatasan Timor Leste

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Minggu, 31 Mei 2015 14:03 WIB
Kemudahan ini karena kesamaan nenek moyang dan bahasa. Mereka saling berkunjung dengan menyeberang sungai karena jalan penghubung rusak sejak 2013 lalu.
Presiden Joko Widodo (kanan) membaca dokumen dari petugas saat meninjau kondisi Pos Perbatasan Indonesia dan Timor Leste di Pos Mataain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (20/12). (ANTARA/Setpres-Agus Suparto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada kesulitan bagi warga yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste untuk menyeberang ke masing-masing negara setiap saat. Paspor atau visa tidak harus dimiliki bagi warga di kawasan perbatasan untuk menyeberang ke negara tetangga.

Apalagi untuk warga yang tinggal di kawasan perbatasan yang tidak di jaga aparat keamanan, sewaktu-waktu mereka dapat mengunjungi kerabat atau keluarga yang berada di negara lain tanpa harus mengurus syarat-syarat administrasi sebelumnya.

Philips Mau Leto, Camat Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, mengatakan bahwa warga di wilayahnya berkuasa kerap mengunjungi keluarga yang berada di Timor Leste tanpa harus menunjukkan paspor kepada penjaga di negara tersebut. Di Kecamatan Lamaknen terdapat lima desa yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan hanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang mengalir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Felix—sapaan Philips—mengatakan bahwa warga yang tinggal di desa-desa tersebut sudah biasa menyeberangi sungai untuk mencapai Timor Leste tanpa harus mengurus syarat-syarat administrasi layaknya orang lain yang ingin berkunjung ke luar negeri.

"Mereka bisa langsung saja menyeberang karena memang hubungan kita erat dengan keluarga yang di Timor (Leste). Kita juga kan sebenarnya satu nenek moyang, satu bahasa, bahkan asal kita pun sebenarnya dari sana kan," kata Felix kepada CNN Indonesia, Rabu (27/5).

Menurut Felix, warga di daerah yang langsung berbatasan dengan Timor Leste memang sering menyeberangi perbatasan untuk menghadiri acara-acara keluarganya. Izin akses menuju Timor Leste pun dapat diperoleh secara mudah dengan komunikasi kepada penjaga perbatasan yang dapat ditemui di bagian negara pecahan Indonesia itu.

Selain mendapat kemudahan untuk menyeberang ke Timor Leste, warga di Lamaknen yang berada di perbatasan negara juga dikatakan sering melakukan transaksi belanja sehari-hari menggunakan mata uang Dollar Amerika. Dollar digunakan untuk mempermudah warga dalam melakukan pembelian atau jika hendak menjual barang kepada kerabatnya di negara seberang.

"Iya, banyak ditemukan pemakaian dollar di desa perbatasan. Kalau pun tidak memakai dollar, rupiah yang digunakan akan dihitung sesuai harga jualnya yang berlaku terhadap Dollar Amerika saat ini. Jadi, nilai mata uang ditentukan oleh dollar," ujar Felix.

Kabupaten Belu diketahui memiliki total 12 kecamatan dalam wilayah administrasinya. Salah satu Kecamatan di Belu, Lamaknen, menyumbang 5 dari total 30 desa yang berada di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Kesamaan bahasa dan suku antara penduduk Lamaknen dengan warga Timor Leste membuat hubungan penduduk antar negara di sana terbilang cukup kondusif hingga saat ini.

Tidak Jalan Istimewa

Tidak ada yang istimewa dari jalan yang menghubungkan Indonesia dengan Timor Leste di kawasan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, Jalan Marsada Adi Sucipto yang melintas di NTT dan menghubungkan kedua negara tersebut tampak begitu buruk kondisinya di beberapa titik.

Lubang-lubang jalan kerap ditemukan sejak CNN Indonesia berangkat dari Ibu Kota Kabupaten Belu di Atambua menuju Timor Leste pada Rabu (27/5) siang ini. Bahkan, terdapat sebuah ruas jalan sepanjang 100 meter yang terpantau hancur dan longsor saat perjalanan menuju perbatasan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, hancur dan longsornya beberapa ruas jalan di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste telah terjadi sejak dua tahun ke belakang. Namun, belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah sejak kerusakan terjadi sejak 2013 lalu.

Selain kerusakan jalan yang ada di daerah Belu, NTT, akses listrik juga diketahui masih sangat kurang adanya di beberapa daerah yang langsung berbatasan dengan Timor Leste.

Kondisi berbeda ditemukan saat CNN Indonesia memasuki Jalan Lintas Batas yang berada di Timor Leste. Sejak perbatasan dengan Indonesia dilalui, beberapa lampu penerangan jalan terlihat terpasang di ruas jalan tersebut.

Beberapa warga asli Belu, NTT juga mengakui bahwa kawasan perbatasan di Timor Leste jauh lebih terpenuhi kebutuhan listriknya dibanding daerah perbatasan yang berada di Indonesia.

"Di perbatasan sana (Timor Leste) sudah penuh listrik, sedangkan di beberapa titik perbatasan Indonesia belum ada," ujar salah satu warga asli Kabupaten Belu, NTT, yang tidak mau menyebutkan namanya kepada CNN Indonesia.
(hel)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER