Cegah MERS, Kemenkes Siapkan Pendeteksi Suhu di 13 Bandara

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 10:53 WIB
Dirjen Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Mohamad Subuh, mengatakan langkah pencegahan penting karena belum ada obat bagi pengidap MERS CoV.
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk mencegah penyebaran MERS CoV di Indonesia, pihak Kementerian Kesehatan akan meletakkan alat pendeteksi suhu panas tubuh atau thermo scanner di 13 bandara Internasional yang ada di Indonesia. Alat tersebut membantu mendeteksi penumpang yang tertular virus MERS CoV.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh, mengatakan langkah pencegahan penting dilakukan karena belum terdapat obat untuk pengidap virus MERS CoV.

"Petugas di bandara akan mengecek suhu tubuh penumpang. Jika ditemukan gejala-gejala MERS CoV maka akan dilakukan tindakan oleh tenaga kesehatan," kata Subuh di Jakarta, pada Kamis (25/6). (Lihat Juga: Indonesia Belum Keluarkan Travel Warning Terkait MERS Korsel)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subuh mengatakan beberapa gejala yang ditimbulkan dari MERS CoV antara lain demam di atas 38 derajat celcius, batuk yang diikuti sesak nafas, bersifat akut dan memiliki penyakit komorbit atau penyerta.

Karena diikuti dengan penyakit penyerta, kata Subuh, maka penyakit ini jarang menyerang balita. Subuh menjelaskan yang rentan terjangkit penyakit ini adalah 10 hingga 19 tahun, seperti yang banyak terjadi di Korea Selatan.

Lebih jauh, Subuh menjelaskan dari 2012 hingga sekarang MERS CoV telah menyebar ke 27 negara. Negara ke 27 yang terjangkit virus MERS CoV berada tak jauh dari Indonesia, yakni Thailand. Sementara, jumlah negara yang paling banyak terjangkit MERS CoV adalah Arab Saudi dan Korea Selatan.

Di Indonesia sendiri, pihak Kementerian Kesehatan menyebutkan MERS CoV belum masuk dan menyerang Warga Negara Indonesia. Kasus yang terakhir, seorang pasien berusia dua tahun yang diduga tertular MERS CoV setelah berlibur ke Korea Selatan, dinyatakan negatif oleh Kementerian Kesehatan.

Subuh mengatakan penularan MERS CoV bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penularan langsung melalui percikan dahak sementara penularan secara tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

"Yang perlu diperhatikan adalah masa inkubasi, inkubasi merupakan masa masuknya penyakit yaitu selama 14 hari," kata Subuh.

Selain meletakan thermo scanner di bandara, pihak Kemenkes juga berencana melakukan pencegahan bagi WNI yang pulang haji, terutama karena virus MERS CoV masih aktif di wilayah Arab Saudi. Salah satu caranya yakni dengan memberikan Kartu Kewaspadaan Sehat bagi mereka yang pulang umroh. (Baca Juga: MERS Masih Menyebar di Saudi, Angka Kematian Meningkat)

"Kartu kuning ini nanti dibawa pulang, jika mengalami demam tinggi diatas 38 derajat celcius bawa kartu ini ke petugas medis, nanti akan ada tindakan lanjutan sesuai dengan prosedur," kata Subuh.

Sementara itu, dia juga menyarankan kepada calon jamaah haji dan umroh untuk meningkatkan antisipasi dengan melakukan beberapa cara, seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, menjaga daya tahan tubuh, dan menghindari kontak dengan penderita atau hewan penular. (utd)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER