Jakarta, CNN Indonesia -- Persiapan pencarian besar-besaran terhadap pesawat ATR 42 milik maskapai Trigana Air Service masih dilakukan hingga pukul 09.30 WIT hari ini, Senin (17/8). Humas Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, Nelson Wenda, mengatakan saat ini ada dua pesawat kecil dilengkapi radar yang tengah melakukan pemantauan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Trigana.
Kedua pesawat kecil tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua. “Titik jatuhnya belum bisa dipastikan, jadi saat ini baru ada dua pesawat kecil keliling-keliling untuk memantau. Kami masih menunggu rombongan besar dalam pencarian hari ini,” kata Nelson ketika dihubungi pagi ini.
Saat ini, Nelson berada di Gunung Aplim Apom atau yang lebih sering disebut puncak mandala, gunung yang berlokasi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Nelson ingin memberi izin masuk bagi warga setempat ke dalam hutan di area itu untuk membantu pencarian lewat darat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sambil menunggu rombongan besar, saya akan izinkan masuk masyarakat lokal untuk ikut mencari dari atas gunung ke bawah hutan,” ujar Nelson.
Menurut Nelson, cuaca di sekitar Aplim Apom saat ini sangat cerah sehingga memungkinkan untuk dilakukan pencarian. Cuaca diharapkan selalu cerah untuk memudahkan dan memaksimalkan pencarian. “Cuaca terang benderang sekarang, kami tentu sangat berharap cuaca akan selalu baik,” katanya.
Pesawat ATR 42 milik Trigana bernomor penerbangan IL 257 hilang saat terbang dari Sentani ke Oksibil. Pesawat terbang dari Sentani pukul 14.22 WIT dengan mengangkut 49 penumpang, dan seharusnya tiba pukul 15.04 WIT di Bandara Oksibil.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Capt. Hasanudin dengan Co. Pilot Ariadin, dan dua orang pramugari yaitu Ika N dan Ditta A, serta seorang teknisi Mario.
Pagi ini, rencananya tim penyelamat darat dari unsur lokal di Pegunungan Bintang akan bergerak dalam empat tim, dengan jumlah 10 orang setiap tim. Mereka terdiri dari TNI, polisi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan warga setempat.
(rdk)