Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal hadirnya taksi jenis multi purpose vehicle (MPV) menggantikan taksi jenis sedan tidak membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta ketar-ketir. Malahan, inovasi ini salah satunya diusulkan oleh mereka.
"Organda yang usulkan MPV ini karena melihat marketnya," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, kemarin.
Ia menepis anggapan kehadiran taksi MPV ini akan mengancam keberadaan angkutan kota sebab segmen penggunanya berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Shafruhan, kehadiran taksi MPV ini justru membuat konsumen dan pelanggan lebih dimanjakan. Mereka bisa pergi beramai-ramai dengan biaya yang lebih murah.
"Ini kan untuk menambah total layanan, terutama untuk di mal atau di pinggiran. Untuk meningkatkan pelayanan, kan volumenya meningkat. Ini bagus buat masyarakat," ujarnya.
Saat ini Jakarta, kata Shafruhan, membutuhkan jumlah armada taksi MPV yang banyak, bisa mencapai ribuan.
"Minimal untuk Jakarta sampai pinggiran 5.000-6.000 armada. Jumlah armada MPV segitu yang dibutuhkan," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah mengatakan ide taksi MPV ini sangat bagus. Kehadiran taksi tersebut pun dipastikan tidak akan menimbulkan kemacetan karena sifatnya peremajaan armada, bukan penambahan armada.
"Salah satu syarat kalau ingin melakukan peremajaan, armadanya harus dihanguskan dulu. Kalau mau tambah 100, harus dihanguskan dulu 100," kata Andri saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/8).
Andri juga mengatakan peremajaan armada taksi dari jenis sedan ke MPV justru lebih baik. Peremajaan tersebut sesuai dengan permintaan pasar.
"Semakin hari kan kebutuhannya semakin banyak, penduduk makin bertambah. Nah, salah satu solusinya yang tadinya cuma 4 seat, jadi 7 seat tanpa menambah armada," ujar Andri.
(hel)